SGB LAMPUNG - Harga minyak mentah di akhir perdagangan pekan lalu mengalami penurunan yang cukup signifikan di bursa komoditas Amerika Serikat (9/3). Hari Senin pagi ini harga minyak mentah kembali melanjutkan pelemahan seiring dengan peningkatan nilai tukar dollar. Penguatan mata uang Amerika Serikat tersebut mendominasi kekhawatiran mengenai dampak dari konflik Libya dan goncangnya kondisi geopolitik kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada perdagangan minggu lalu dollar menguat ke posisi paling tinggi dalam 11,5 tahun terhadap rival-rivalnya. Kuatnya data dari sektor tenaga kerja Amerika Serikat menaikkan ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat dari perkiraan.
NFP di Amerika Serikat mengalami kenaikan pada bulan Februari lalu. Tingkat pengangguran juga mengalami penurunan menjadi 5,5 persen. Kondisi ini memungkinkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan mulai bulan Juni mendatang.
Harga minyak mentah berjangka jenis WTI untuk kontrak April yang merupakan kontrak paling aktif saat ini ditutup turun sebesar 1,15 dollar atau 2,27 persen di level 49,61 dollar per barel. Hari ini harga minyak mentah WTI mengalami penurunan sebesar 21 sen dan saat ini diperdagangkan pada posisi 49,40 dollar per barel.
Sementara itu harga minyak mentah Brent untuk kontrak bulan April tampak juga berakhir di teritori negative pada perdagangan pekan lalu. Harga ditutup turun sebesar 65 sen pada posisi 60 dollar per barel.
Pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya. Dominannya sentiment negatif penguatan dollar AS menjadi faktor utama yang menekan harga komoditas tersebut.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI kontrak April diperkirakan akan mengalami level resistance di 51,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 53,00 dollar. Jika terjadi pelemahan harga akan menemui support pada posisi 48,00 dollar dan 46,00 dollar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar