Rabu, 25 Februari 2015

Pidato Yellen Membuat Volatilitas Dolar AS

 
SGB LAMPUNG - Perkataan kepala Federal Reserve Yellen di pernyataan yang telah disiapkan dan dalam jawaban-jawaban terhadap pertanyaan kedengarannya berbeda dengan judul awalnya yang sempat membuat dolar AS naik.
Disatu pihak dia memberikan catatan terhadap perbaikan di pasar tenaga kerja dan ekonomi secara umumnya, dan terus memandang demikian melalui kejatuhan harga minyak. Namun, Yellen tetaplah Yellen sipenganut Dovish. Jadi bahkan setelah petunjuk kedepan disingkirkan, hal itu tidak berarti kenaikan tingkat bunga yang diambang pintu sudah tiba. The Fed tidak akan bisa dipaksa untuk menaikkan tingkat suku bunga.
Dolar AS membalikkan keuntungannya dan diperdagangkan dilevel yang lebih rendah. Terjadi volatilitas.
Sebagaimana Adam Button mencatat, judul awal di Bloomberg mengatakan bahwa perubahan petunjuk berarti kenaikan mungkin terjadi pada setiap pertemuan. Hal ini kedengarannya sudah diambang pintu. Namun, dia juga mengatakan bahwa petunjuk yang baru tidak berarti terjadi kenaikan dalam dua pertemuan. Itu benar-benar berbeda total.
Pesan umumnya tetap sama: segala sesuatu tergantung pada data terbaru.
Pada saat tertentu, employment kelihatan bagus dan inflasi nampaknya tidak menakutkan, tetapi kondisi dapat berubah, dan terakhir ini tidak semua data positip.
Sebagai tambahan, dia mengatakan bahwa efek sisa dari krisis akan membawa kepada kebijakan moneter yang longgar bahkan setelah tujuan telah tercapai. Hal ini bukanlah baru, namun demikian merupakan peringatan yang lain: Yellen dan komposisi Federal Reserve saat ini adalah Dovish. Mereka lebih memilih ekonomi memanas sampai panas sekali daripada melemparkan jejaring ke roda yang rapuh.
Jadi menurut Yohay Elam pendiri Forex crunch, jika employment dan inflasi kelihatannya bagus, kenaikan tingkat suku bunga di bulan Juni masih mungkin terjadi. Tetapi, ekspektasi pasar untuk kenaikan di bulan September kelihatannya sekarang menjadi lebih akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar