Harga minyak mentah jenis Brent naik
menuju level $ 111 per barel siang ini (27/5) di tengah kekhawatiran
gangguan pasokan karena militer Ukraina meluncurkan serangan udara untuk
menumpas pemberontakan separatis dan juga dipengaruhi tindakan Libya
berjuang untuk mengendalikan pemberontak.
Pasca konflik geo – politik yang meningkat selama ini telah membantu
minyak mentah jenis Brent mendapatkan penguatan lebih dari 6 persen
sejak menyentuh level terendah tahun ini di $ 103,95 pada awal April
lalu.
Minyak mentah Brent naik 22 sen menjadi $
110,54 per barel sebelum berita ini disampaikan yang kurang $ 2 dari
tertinggi untuk tahun ini di level $ 112,39. Demikian juga dengan harga
minyak WTI naik 3 sen menjadi US $ 104,38.
Namun untuk pergerakan sesi berikutnya,
pasar masih menunggu arahan yang kuat dari data yang menunjukkan
indikator ekonomi Amerika Serikat dan juga Eropa. Dari AS data yang
ditunggu adalah data pesanan barang tahan lama sedangkan dari kawasan
Euro pidato gubernur ECB tentang kebijakan moneter yang baru yang
diharapkan akan dilonggarkan pasca pelemahan ekonomi yang sedang terjadi
di kawasan tersebut.
Karenanya analis Vibiz Research dari
Vibiz Consulting memperkirakan minyak mentah Brent ini akan bergerak
pada level resistance di $ 110,99 per barel dan level support di $
109,41, selain itu juga untuk harga minyak WTI diperkirakan bergerak
dalam kisaran $ 104,50 – $ 104,99.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar