Jumat, 12 Februari 2016

Bursa Wall Street Berakhir Turun Mencerna Pelemahan Bursa Global dan Harga Minyak Mentah

 
SGB LAMPUNG - Bursa Saham Wall Street ditutup lebih rendah pada penutupan perdagangan Jumat dinihari tadi (12/02) karena investor mencerna pelemahan bursa global, penurunan harga minyak, dan kemungkinan OPEC memotong produksi.
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 411,73 poin di sesi terendah, dengan saham Boeing dan Goldman Sachs menjadi pemberat pada indeks blue chips.
Namun, indeks blue chips bangkit kembali tajam setelah Dow Jones mengutip komentar dari menteri energi Uni Emirat Arab pada Sky News Arabia mengatakan anggota OPEC siap untuk bekerja sama untuk pemotongan produksi. Suhail bin Mohammed al-Mazrouei juga mengatakan harga rendah sudah memaksa anggota non-OPEC untuk menghentikan produksi.
Indeks blue chips ini ditutup 250 poin lebih rendah setelah rilis laporan itu.
Indeks S & P 500 turun 1,2 persen, karena sektor keuangan memposting lima hari penurunan beruntun pertama mereka sejak Agustus. Pada posisi terendah sesi, S & P sempat menembus di bawah 20 Januari intraday rendah 1,812.29 ketika mencapai 1,810.01.
Indeks Nasdaq sebentar berubah positif sesaat menjelang tutup, dengan saham Amazon dan Cisco Systems masing-masing naik 2,7 persen dan 9,6 persen. Namun indeks ditutup 0,4 persen lebih rendah
Pasar luar negeri turun tajam pada Kamis, karena pasar saham Hong Kong anjlok sekitar 5 persen, sedangkan indeks  pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 3,68 persen karena bank-bank di kawasan itu jatuh. Pasar Eropa juga terkejut dengan suku bunga bank sentral Swedia memotong lebih jauh ke wilayah negatif.
Investor juga terus mengawasi penurunan harga minyak, dengan minyak mentah berjangka WTI mencapai tingkat terendah sejak 2003. Harga minyak mentah AS ditutup turun 4,5 persen, atau $ 1,24, pada $ 26,21 per barel.
Dalam rilis data ekonomi AS, klaim pengangguran mingguan datang di 269.000, di bawah perkiraan. 
Indeks berjangka AS turun tajam pada Kamis, dengan Dow futures sempat jatuh lebih dari 300 poin. Pada hari Rabu, saham gagal untuk mengadakan reli yang berlangsung sebagian besar sesi, karena Dow dan S & P keduanya ditutup lebih rendah.
Dolar turun 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang Kamis, dan telah turun lebih dari 3 persen pada tahun 2016.
Ketua Fed Janet Yellen bersaksi di depan Kongres untuk hari kedua, dan mengatakan: “Selalu ada beberapa kemungkinan resesi di setiap tahun”. Pada hari Rabu, dia mengatakan bahwa, jika ekonomi AS yang mengecewakan, The Fed akan mempertimbangkan kembali jalur kenaikan suku bunga nya.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 254,56 poin, atau 1,6 persen, di 15,660.18, dengan saham Boeing sebagai penurun tertinggi dan saham Cisco Systems naik tertinggi.
Indeks S & P 500 berakhir turun 22,78 poin, atau 1,23 persen, pada 1,829.08, dengan sektor keuangan memimpin semua sektor yang lebih rendah.
Indeks Nasdaq ditutup turun 16,76 poin, atau 0,39 persen, pada 4,266.84.
Malam nanti akan dirilis data indikator Retail Sales (MoM) Januari yang diindikasikan berdasarkan hasil konsensus berada pada posisi 0,1%, naik dari hasil negatif -0,1% pada bulan sebelumnya.
Bursa Wall Street akan menguat dengan kenaikan data Retail Sales. Namun perlu terus diperhatikan pergerakan harga minyak mentah, yang jika merosot dapat menekan bursa Wall Street.
http://vibiznews.com/2016/02/12/bursa-wall-street-berakhir-turun-mencerna-pelemahan-bursa-global-dan-harga-minyak-mentah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar