Senin, 02 Maret 2015

Nikkei Awal Pekan Dibuka Rekor Baru, Yen Masih Tertohok

 
SGB LAMPUNG - Mengawali perdagangan bulan Maret hari Senin (2/3), bursa saham Jepang dibuka menguat ke posisi tertinggi baru 15 tahun oleh anjloknya yen ke posisi terendah 2,5 minggu. Dan pergerakan indeks awal pekan ini menghiraukan pelemahan bursa saham AS akhir pekan lalu dan juga diturunkannya suku bunga acuan Tiongkok.
Kurs Yen akhiri perdagangan bulan Februari anjlok ke posisi 119,54 dan pembukaan perdagangan sesi Asia pagi ini Yen anjlok ke posisi 119,84, dan akibatnya memberikan dorongan positif bagi saham-saham eksportir yang menguat signifikan. Saham-saham yang menguat tersebut seperti saham Toyota Motor yang naik 1,2 persen, berikutnya saham Mitsubishi, Toshiba, Canon yang menguat sekitar 0,4 sampai 0,8 persen.
Indeks Nikkei spot buka perdagangan dengan menguat 0,6 persen ke posisi 18869,40 setelah akhir pekan lalu ada di posisi 18797,94 dan indeks Nikkei berjangka dibuka menguat  ke posisi 18845 dari penutupan  akhir pekan lalu yang ditutup  18.815 poin  dengan mencapai tertinggi pada 18.870 poin serta terendah pada 18.720 poin.
Untuk perdagangan selanjutnya, Nikkei  akan turun ke level 18870 pada MA 3 time frame M30. Jika tidak tembus, maka nikkei dapat kembali naik ke level 18915 pada bolinger atas 11 time frame H4 hingga level 18955 pada bolinger atas 20 time frame H4. Jika kedua level ini dapat ditembus, maka diprediksi nikkei dapat terus naik menuju level 19045 pada bolinger atas 20 time frame Daily.

Pemotongan Suku Bunga Tiongkok Menguatkan Pembukaan Hang Seng

 
SGB LAMPUNG - Pergerakan perdagangan bursa saham Hongkong hari Senin  (2/3), indeks Hang Seng berhasil berbalik arah menguat dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu  yang harus ditutup melemah. Penguatan terbesar terjadi pada saham-saham perbankan yang besar pasca pemotongan suku bunga bank sentral Tiongkok.
Bank Sentral Tiongkok memotong suku bunga acuan sebesar 0.2 basis poin yang menjadi 5.35% serta mengurangi suku bunga tabungan menjadi 2.5% telah memberikan dorongan kuat atas beberapa saham perbankan seperti Bank of China menguat signifikan sebesar 1.12%, Bank of Comunication menguat signifikan sebesar 1.35%, Industrial & Comercial Bank of China menguat signifikan sebesar 1.25% namun untuk Hang Seng Bank melemah signifikan sebesar 0.71%, dan HSBC melemah sebesar 0.15%.  
Selain itu indeks juga diperkuat oleh saham energi pasca menguatnya harga minyak mentah dunia diakhir pekan perdagangan sesi AS sehingga saham energi alami penguatan seperti CNOOC menguat sebesar 0.20%, CITIC menguat sebesar 0.45%, China Petroleum & Chemical menguat signifikan sebesar 0.80%, China Shenhua Energy menguat signifikan sebesar 1.23%, serta Kunlun Energy menguat signifikan sebesar 0.66%. Selain menguatnya saham perbankan dan Energi, indeks Hang Seng juga diperkuatyang dipimpin oleh saham Lenovo yang menguat signifikan sebesar 2.01%.
Kinerja indeks spot Hang Seng diawal perdagangan dibuka menguat sebesar 173.47 poin atau 0.70% yang menjadi 24.996,76 poin dari posisi penutupan sebelumnya pada 24.823,29 poin dengan mencapai tertinggi sebelumnya pada 25.101,96 poin serta terendah sebelumnya pada 24.815,03 poin. Berbanding terbalik dengan pergerakan indeks Hang Seng berjangka dibuka sedikit melemah sebesar 6 poin atau 0.02% yang menjadi 24.794 poin dari posisi penutupan sebelumnya pada 24.800 poin dengan mencapai tertinggi sebelumnya pada 25.045 poin serta terendah pada 24.757 poin.
Berdasarkan pada penutupan perdagangan sebelumnya, pergerakan indeks Hang Seng hari ini akan bergerak di teritori negatif dengan mencoba menembus level support pada 24.737 poin dengan bolinger tengah 10 MA5 time daily, Jika berhasil menembus level support pada 24.737 poin maka di perkirakan akan mencoba menembus support berikutnya pada 24.610 poin.
Jika pergerakan indeks tidak mampu menembus support pada 24.737 poin maka pergerakan indeks akan mencoba menembus resistance pada 24.928 poin dengan bolinger atas 10 MA5 tie daily, jika berhasil menembus resistance pada 24.928 poin maka pergerakan indeks diperkirakan akan menembus resistance berikutnya pada 25.050 poin. 

Dalam Satu Bulan Kakao ICE Meroket Nyaris 12%

 
SGB LAMPUNG - Harga kakao berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Sabtu dini hari  kembali melanjutkan kenaikan dan membukukan peningkatan mingguan yang mantap (1/3). Sempat tergerus melemah pada perdagangan Rabu malam, harga kakao lanjut rally disebabkan oleh kabar mengenai penurunan produksi di negara-negara penghasil kakao di Afrika Barat.
Harga komoditas ini berada dalam trend bullish yang kuat. Berkembangnya kekhawatiran mengenai potensi penurunan produksi global menjadikan kakao bertahan dalam trend bullish di sepanjang perdagangan bulan Februari.
Negara-negara penghasil utama kakao di Afrika Barat seperti Pantai Gading dan Ghana diperkirakan akan mengalami penurunan produksi. Kekeringan parah dan angin panas Harmattan mengakibatkan kerusakan tanah dan tanaman. Ekspor kakao dari Pantai gading hingga saat ini masih di bawah level tahun lalu pada periode yang sama. Pembelian dari Ghana mengalami kejatuhan ke level 500 ribu ton dari level 650 ribu ton tahun lalu.
Pada penutupan perdagangan di bursa komoditas ICE Futures New York Sabtu dini hari harga kakao berjangka untuk kontrak bulan Mei mengalami kenaikan mantap sebesar 35 dollar atau setara dengan 1,17 persen dan ditutup pada posisi 3.016 dollar per ton. Harga selama satu pekan mengalami penurunan sebesar 1,21 persen sedangkan dalam satu bulan harga kakao melejit sebesar 11,9 persen.
Pergerakan harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya masih akan mempertahankan pola menguat yang solid. Untuk saat ini indikator teknikal masih menunjukkan bahwa trend bullish masih sangat kokoh.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York masih berpotensi untuk mengetes level resistance selanjutnya pada level 3.046 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus resistance selanjutnya adalah 3.070 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi penurunan lanjutan ada pada 2.962 dollar dan 2.920 dollar.

Harga Emas LLG Asia Bergerak Maju Kencang Didukung Data Positif Manufaktur Tiongkok

 
SGB LAMPUNG - Pada perdagangan elektronik di Asia pagi hari ini harga emas mengalami lonjakan yang mengesankan (2/3). Di awal pekan ini harga logam mulia tersebut mengalami peningkatan signifikan dan mencapai posisi paling tinggi dalam dua minggu belakangan. Kenaikan harga emas disebabkan oleh rilis data HSBC Final Manufacturing PMI untuk Tiongkok yang ternyata lebih baik dari ekspektasi.
Data dari HSBC menunjukkan bahwa PMI manufaktur final berada di level 50,7 poin. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan PMI manufaktur flash yang rilis pekan lalu yang ada di level 50,1 poin. Rilis data HSBC tersebut mengkonfirmasi bahwa sektor manufaktur Tiongkok sudah mengalami ekspansi dibandingkan dengan bulan Januari lalu.
Permintaan emas dari Tiongkok juga meningkat menggiatkan kinerja harga. Dilaporkan pekan lalu bahwa impor emas ke Tiongkok dari Hong Kong rebound pada bulan Januari setelah di bulan Desember sebelumnya mengalami penurunan ke posisi terendah dalam tiga bulan belakangan. Kenaikan permintaan tersebut merupakan akibat dari pembelian jelang Imlek.
Hari ini harga emas spot LLG di Asia terpantau mengalami kenaikan tajam dan diperdagangkan pada posisi 1220,85 dollar per troy ons. Harga emas mengalami peningkatan sebesar 10,15 dollar atau setara dengan 0,84 persen dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Harga saat ini ditransaksikan pada posisi tertinggi sejak tanggal 17 Februari lalu.
Secara teknikal harga emas berusaha untuk mempertahankan rally yang telah berlangsung selama empat hari berturut-turut. Kondisi teknikal masih berada dalam posisi bullish lemah terlihat dari D+ yang dominan dari D- tetapi ADX bergerak turun. RSI mulai bergerak naik menunjukkan potensi kenaikan harga berlanjut.
Untuk perdagangan hari ini harga emas spot LLG berpotensi untuk mengetes resistance kuat di level 1234,00 dollar. Resistance selanjutnya yang akan ditemui jika level tersebut berhasil ditembus adalah 1243,35 dollar. Sedangkan jika terjadi penurunan harga akan mengetes support di 1212,00 dollar dan 1198,00 dollar.