Selasa, 20 Mei 2014

Bursa Saham Dan Kurs Dollar Singapura Bergerak Mix

Kinerja Dollar Singapura pada hari ini (19 Mei) terpantau turun pada pair SGD/IDR, dan menunjukkan tren bullish yang lemah setelah sempat mengalami tren bullish moderat ditinjau dalam rentang dua bulan perdagangan terakhir.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Singapura terpantau bergerak turun sekitar -0.53 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas hari ini. Berdasarkan kepada pengumuman rate Bank Indonesia pada hari ini data terkini kurs BI (jual) Dollar Singapura berada pada kisaran Rp. 9116.92/SGD dan kurs BI (beli) sekitar Rp. 9024.37/SGD.
Pada pair USD/SGD, Dollar Singapura terpantau mengalami pergerakan naik terhadap Dollar AS dan kurs pasar spot yang sedang bergulir menunjukkan pergerakan menguat sekitar + 0.12% . Terhadap Euro pada pair EUR/SGD mata uang tersebut terpantau naik, dan kurs pasar spot yang sedang bergulir menunjukkan kenaikan sekitar + 0.19%
Sementara itu performa indeks saham unggulan Straits Times Index STI pada hari ini terpantau ditutup rata sekitar + 0 % pada 3262.43, sedangkan juga indeks FTSE ST All-Share Index yang ditutup naik sekitar + 0.02 % pada 793.69.

Senin, 19 Mei 2014

Jepang dan Tiongkok Jadi Fokus Asia Minggu Ini

Pada perdagangan pekan ini bursa saham Asia akan fokus kepada dua even penting dari Jepang dan Tiongkok (19/5). Pertemuan bulanan untuk membahas kebijakan moneter oleh bank sentral Jepang serta rilis data HSBC Flash Manufacturing PMI bulan Mei untuk Tiongkok akan menjadi arahan bagi pergerakan pasar saham di kawasan Asia.
Di awal pekan ini pemerintah Jepang telah merilis data pesanan mesin bulan Maret. Pesanan mesin mengalami peningkatan luar biasa tajam sebesar 16.1 persen dibandingkan tahun lalu, jauh melampaui estimasi peningkatan sebesar 4.2 persen. Pesanan mesin di Jepang ini merupakan salah satu sinyal penting mengenai investasi di sektor bisnis.
Hari Selasa mendatang para investor akan mengamati rilis data neraca perdagangan Jepang di bulan April lalu yang diperkirakan akan kembali mengalami defisit untuk 22 bulan berturut-turut. Pada bulan Maret lalu defisit mengalami peningkatan empat kali lipat mencapai 14 miliar dollar akibat pelemahan yen yang mendorong pembengkakan impor.
Bank of Japan akan mengumumkan kebijakan moneternya pada hari Rabu mendatang. Pasar tidak mengharapkan terjadinya perubahan kebijakan dari bank sentral tersebut. Hal yang akan menjadi perhatian adalah komentar untuk mencari kejelasan apakah kenaikan pajak di bulan April lalu telah memberikan dampak terhadap ekonomi.
Dari Tiongkok sendiri pada hari Kamis akan dirilis data Flash Manufacturing PMI dari HSBC. Diperkirakan indeks ini akan berada di level 48 poin, turun tipis dari indeks di bulan April yang ada di level 48.1.
Selain dari dalam kawasan Asia sendiri, para investor Asia akan menantikan rilis catatan rapat Fed. Pidato Janet Yellen juga akan menjadi even yang dinantikan karena pasar mencari sinyal mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga acuan setelah Fed mengakhiri program stimulus bulanannya.

Rupiah Beranjak Naik ke Level Tertinggi Sejak April

Mata uang rupiah tampak membukukan peningkatan lanjutan pada sesi perdagangan hari ini (19/5). Rupiah mengawali perdagangan Senin pagi ini dengan kenaikan signifikan seiring dengan sentiment positif yang kembali terjadi di bursa saham dalam negeri.
IHSG masih melanjutkan pergerakan menguatnya pada perdagangan hari ini. Senin pagi ini IHSG terpantau melejit kencang dan mencapai posisi 5091 poin yang merupakan posisi paling tinggi sejak tanggal 31 Mei 2013 yang lalu.
Penguatan IHSG ini memberikan dorongan positif terhadap rupiah karena para pelaku pasar kembali melakukan pembelian pada asset-aset dalam rupiah. Dorongan ini terjadi karena sentiment positif investor terhadap kondisi ekonomi dan politik dalam negeri.
Rupiah pagi ini berada di level 11350 per dollar AS. Mata uang lokal ini membukukan peningkatan yang signifikan sebesar 62 poin dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Posisi rupiah hari ini merupakan yang paling tinggi sejak bulan April lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan mata uang rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami peningkatan lanjutan. Mata uang ini akan mengalami pergerakan pada kisaran 11300 – 11420 per dollar AS.

Kekuatan Ekonomi AS Menekan Kenaikan Harga Emas Pekan Ini

Perdagangan emas pekan ini diakhiri dengan penurunan harga emas di pasar berjangka dan pasar spot namun secara mingguan komoditas safe haven ini mengalami peningkatan harga dibandingkan pekan sebelumnya yang mengalami koreksi.
Mengawali pekan harga emas sudah ada dibawah level 1300 USD/oz t namun di tengah minggu harga emas kembali rebound ke atas level 1300 USD yang disebabkan anjloknya bursa saham AS. Bursa saham anjlok disebabkan jatuhnya imbal hasil obligasi AS 10 tahun yang anjlok ke level tujuh bulan terendah.
Namun anjloknya bursa saham tersebut kembali dibantu oleh kekuatan ekonomi AS yang terlihat pada positifnya rilis-rilis data ekonomi terakhir baik dari sektor tenaga kerja, sektor manufaktur dan juga sektor perumahan. Sehingga bursa saham jadi semakin menarik dari emas.
Diakhir pekan semalam harga emas berjangka untuk kontrak bulan Juni 2014 turun 20 sen menjadi berakhir pada $ 1,293.40 per ounce di bursa  Comex New York Mercantile Exchange namun pekan ini mengalami peningkatan  sekitar 0,5 persen.
Demikian juga dengan harga emas di pasar spot semalam berakhir jatuh 0,2 persen atau turun 3,4 USD  ke posisi 1292,95 USD/oz t, namun pekan ini harga ini naik tipis 5,55 USD dari perdagangan awal pekan yang dibuka di posisi 1287,40 USD/oz t.
Sebagai informasi kekuatan ekonomi AS minggu ini yang sempat menjatuhkan harga komoditas safe haven ini seperti klaim tunjangan pengangguran AS mencapai tujuh tahun terendah , inflasi naik dalam 10 bulan terbesar pada bulan April  dan juga aktivitas pabrik di negara bagian New York tercepat dalam hampir empat tahun di bulan Mei lalu. Selain itu diakhir perdagangan pekan ini data perumahan AS melonjak lebih dari 13 persen pada April , dengan izin bangunan mencapai level tertinggi enam tahun.
Untuk perdagangan emas pekan depan, analis Vibiz Research memperkirakan harga emas akan kembali melemah melihat prospek ekonomi pekan depan yang menjanjikan, namun ada sedikit celah dengan turunnya imbal hasil obligasi pekan ini dan juga tensi politik di Ukraina. Harga emas akan bergerak dalam kisaran 1290 – 1305 USD/oz t.