Pada perdagangan pekan ini bursa saham
Asia akan fokus kepada dua even penting dari Jepang dan Tiongkok (19/5).
Pertemuan bulanan untuk membahas kebijakan moneter oleh bank sentral
Jepang serta rilis data HSBC Flash Manufacturing PMI bulan Mei untuk
Tiongkok akan menjadi arahan bagi pergerakan pasar saham di kawasan
Asia.
Di awal pekan ini pemerintah Jepang telah
merilis data pesanan mesin bulan Maret. Pesanan mesin mengalami
peningkatan luar biasa tajam sebesar 16.1 persen dibandingkan tahun
lalu, jauh melampaui estimasi peningkatan sebesar 4.2 persen. Pesanan
mesin di Jepang ini merupakan salah satu sinyal penting mengenai
investasi di sektor bisnis.
Hari Selasa mendatang para investor akan
mengamati rilis data neraca perdagangan Jepang di bulan April lalu yang
diperkirakan akan kembali mengalami defisit untuk 22 bulan
berturut-turut. Pada bulan Maret lalu defisit mengalami peningkatan
empat kali lipat mencapai 14 miliar dollar akibat pelemahan yen yang
mendorong pembengkakan impor.
Bank of Japan akan mengumumkan kebijakan
moneternya pada hari Rabu mendatang. Pasar tidak mengharapkan terjadinya
perubahan kebijakan dari bank sentral tersebut. Hal yang akan menjadi
perhatian adalah komentar untuk mencari kejelasan apakah kenaikan pajak
di bulan April lalu telah memberikan dampak terhadap ekonomi.
Dari Tiongkok sendiri pada hari Kamis
akan dirilis data Flash Manufacturing PMI dari HSBC. Diperkirakan indeks
ini akan berada di level 48 poin, turun tipis dari indeks di bulan
April yang ada di level 48.1.
Selain dari dalam kawasan Asia sendiri,
para investor Asia akan menantikan rilis catatan rapat Fed. Pidato Janet
Yellen juga akan menjadi even yang dinantikan karena pasar mencari
sinyal mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga acuan setelah Fed
mengakhiri program stimulus bulanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar