Kamis, 06 Agustus 2015

Harga Kopi Arabika ICE Naik, Akibat Musim Kering di Asia Tenggara

 
SGB LAMPUNG - Harga kopi arabika di bursa ICE Futures New York mengakhiri perdagangannya dini hari tadi dengan mengalami peningkatan yang cukup baik (6/8). Harga kopi arabika berjangka ICE bergerak naik untuk 2 sesi berturut-turut. Kabar kekeringan yang terjadi di kawasan penanaman kopi di Asia Tenggara berpotensi terjadi penurunan.
Kekeringan terjadi di sebagian kawasan penanaman kopi di Asia Tenggara. Saat ini memang di kawasan tersebut sedang mengalami musim kemarau. Indonesia dan Vietnam merupakan dua negara yang mengalami kekeringan.
Harga kopi arabika sendiri dalam jangka panjang masih berada dalam trend bearish kuat. Kokohnya sentiment negative muncul karena para pelaku pasar khawatir bahwa permintaan global akan mengalami penurunan.
Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga kopi arabika mengalami kenaikan yang signifikan. Harga kopi arabika untuk kontrak pengiriman bulan September yang merupakan kontrak paling aktif ditutup melejit sebesar 1,00 sen atau setara dengan 0,80 persen pada posisi 1,2590  dollar per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya masih kuat berada dalam pola melemah yang kuat. Berdasarkan indikator teknikal, untuk jangka menengah dan panjang harga komoditas ini masih berada dalam trend bearish.
Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level support kuat di posisi 1,2200 dollar dan 1,2000 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan akibat rebound ada pada posisi 1,2840 dollar dan 1,3000 dollar.
http://vibiznews.com/2015/08/06/harga-kopi-arabika-ice-naik-akibat-musim-kering-di-asia-tenggara/

Dollar Singapura Tiga Hari Anjlok, USDSGD 6 Agustus Potensi Koreksi

 
SGB LAMPUNG - Kurs Dollar Singapura terus-terusan dilemahkan oleh dollar AS hingga penutupan hari ketiga pekan ini (5/8) dan hampir mendekati posisi terlemah Februari 2015. Sentimen yang mengendarai pelemahan tersebut masih seputar isu kenaiakan suku bunga The Fed, dan data-data fundamental AS yang menjadi fokus pasar dari sektor tenaga keraja, neraca perdagangan dan indeks PMI. Terhadap Rupiah di pasar spot ditutup flat, namun nilai dollar Singapura hari Rabu turun berdasarkan transakasi antar bank di Indonesia menurut kurs BI.
Serangkaian data fundamental dari AS malam tadi mixed namun dollar AS tetap kuat dan. Data tersebut ditunjukan pada ADP Employment Change bulan Juli hanya mampu menyerap 185 ribu pekerjaan, turun dari bulan sebelumnya 237 ribu (direvisi turun menjadi 229 ribu), Balace of Trade defisitnya bertambah $ 2,9 miliar atau 7,1% dari $ 40,9 miliar pada bulan Mei menjadi defisit $ 43,8 miliar. 
Namun ISM Non-Manufacturing Index bulan Juli mencoba membalikan sentimen dengan menunjukan skor mengejutkan. Index ini naik pada skor 60.3 dan merupakan tertinggi sejak Agustus 2005 dari pembacaan sebelumnya di bulan Juni dengan skor 56.00. Respon dari sentimen data-data tersebut membuat pair USDSGD dini hari ditutup naik di harga 1.3838 dari pembukaan 1.3807 dengan capaian tinggi 1.3870. Saat ini (23:00:11 GMT) setelah pembukaan perdagangan hari Kamis bergulir di kisaran 1.3835.
Sementara itu SGDIDR dini hari tadi ditutup flat di harga 9767.67 dari pembukaan 9765.02. Penguuatan Rupiah sedikit renggang akibat laporan PDB kuartal kedua basis tahunan tumbuh lebih rendah menjadi 4.67% dari sebelumnya 4.72%. Sedangkan pada transaksi antar bank di Indonesia menurut kurs BI hari Rabu (5/8) kurs jual dollar Singapura berada di harga Rp9799.47 sedangkan kurs beli di harga Rp9695.77. Nilai dollar Singapura mengalami penurunan dari perdagangan kurs yang berlaku pada Selasa (4/8) dengan kurs Jual Rp9827.54 dan kurs beli di harga Rp9724.80.
Selanjutnya tidak ada arahan fundamental dari kawasan ekonomi Singapura hari ini (6/8) selain pelaporan cadangan devisa bulan Juli yang diperkirakan turun dari sebelumnya sebanyak SGD 341.1 triliun, begitu juga dari kawasan konmomi AS sehingga pergerakan USDSGD hari ini akan cenderung flat dan berpotensi turun oleh aksiprofit taking sebagai momentum koreksi setelah kenaikan tiga hari berturut-turut.
Secara teknikal Analyst Vibiz Research Center mengemukakan pada perdagangan kemarin, bullish USDSGD telah lepas dari resisten kisaran 1.3800 namun lanjutan kenaikan hanya mampu menemui resisten di kisaran 1.3860. Sehingga untuk pergerakan hari ini dengan sepinya arahan fundamental diperkirakan akan bergerak di kisaran 1.3800-1.3860 sebagai support dan resisten terdekat. Jika terjadi aksi profit taking dan koreksi harga hingga di bawah support 1.3800, maka diperkirakan akan memicu target support selanjutnya di kisaran 1.3762.
http://vibiznews.com/2015/08/06/dollar-singapura-tiga-hari-anjlok-usdsgd-6-agustus-potensi-koreksi/

Analisa Fundamental Dollar AS 6 Agustus, Mewaspadai Momentum Bearish

 
SGB LAMPUNG - Index dollar AS tetap ditutup dalam pelemahan meski tarik-menarik kebingungan sebagian pedagang mencerna antara skor PMI yang naik signifikan dan survei ketenagakerjaan yang suram dari ADP. Selain hal tersebut pasar juga menambah beban pertimbangan posisinya melihat laporan Balance Of Trade semakin defisitnya bertamanah dan tidak bisa diandalkan.
ADP Employment Change Juli hanya membuat 185 ribu pekerjaan dari bulan sebelumnya 229 ribu (direvisi dari 237 ribu). Defisit perdagangan AS Juni semakin membengkak atau bertambah $ 2,9 menjadi $ 43,8 miliar. Namun kejutan datang dari (ISM) Non-Manufacturing Index menorehkan sekor terbaik sejak Agustus 2005 pada skor 60.3.
Melihat index dollar AS yang pada akhirnya turun pada perdagangan kemarin, ini merefleksikan pasar tetap berpegangan pada petunjuk dari pernyataan The Fed hasil pertemuan FOMC lalu yang menyoroti tingkat upah sebagai salah satu dasar pertimbangan penting untuk normalisasi ekonomi. Survei Employment Change versi ADP kemarin yang dicatatkan mengalami penurunan tentu saja berkaitan dengan perkiraan awal perkembangan tingkat upah, meski data sebenarnya akan dirilis Jumat dari pemerintah AS.
Penurunan Employment Change dari versi ADP kali ini belum mendukung arah moneter kebijakan normalisasi yang direncanakan The Fed, sehingga jelas ini membuat sentimen negatif lebih kuat untuk membenamkan dollar AS meskipun skor terbaik ISM Non-Manufacturing index menyimpan tenaga untuk menaikan dollar AS.
Index Dollar AS dini hari tadi ditutup bearish di level 97.860 dari pembukaan 97.970 setelah membentuk ketinggian 98.310 dari rendah di level 97.620. Tekanan terkuat di antara mata uang utama lain terlihat jelas oleh mata uang Poundsterling Inggris yang memang sama-sama memiliki agenda normalisasi moneter seperti The Fed. Mengabaikan skor gemilang ISM, Poundsterling menggerus dollar AS meanfaatkan momentum dari data ADP yang tidak mendukung dan .
Saat ini (03:33:11 GMT) index dollar AS sedang bergulir di kisaran 97.780, melemah tipis dari pembukaan 97.850. Sementara untuk pergerakan selanjutnya akan kembali dipengaruhi oleh data ketenagakerjaan mingguan yaitu klaim pengangguran. Klaim ini  dua periode sebelumnya sebanyak 255 ribu naik menjadi 267 ribu. Hari ini dollar AS juga kan mendapat sentimen besar data-data fundamental Inggris dan pengumuman yang disampaikan Komite Kebijakan Moneter BoE di balik penetapan suku bunga yang pada kesempatan ini diperkiraka belum berubah.
Secara teknikal Analyst Vibiz Research Center mengemukakan pergerakan bullish index dollar AS masih tertahan pada resisten kisaran 98.269 dan kali ini meiliki level support di kisaran 97.620. Untuk pegerakan selanjutnya bila index masih berada di bawah resisten terdekat 98.000 maka diperkirakan akan cenderung pada arah bearish untuk menguji support kisaran 97.620 hingga 97.280.
http://vibiznews.com/2015/08/06/analisa-fundamental-dollar-as-6-agustus-mewaspadai-momentum-bearish/

Rabu, 05 Agustus 2015

Wall Street Ditutup Turun, Apple Tergelincir Ke Posisi Terendah Enam Bulan

 
SGB LAMPUNG - Bursa saham Amerika ditutup turun, indeks Standard & Poor 500 kehilangan 0,2 persen menjadi 2,093.32 pada pukul 4 pm di New York, tergelincir di bawah harga rata-rata selama 100 hari terakhir. Dow Jones Industrial Average turun 47,51 poin, atau 0,3 persen, ke 17,550.69. Nasdaq Composite Index melemah 0,2 persen. Sekitar 6,5 miliar saham diperdagangkan di bursa AS, sejalan dengan rata-rata tiga bulan.
S & P 500 naik 2 persen pada Juli, kenaikan bulanan terbaik sejak Februari, dikuatkan oleh laba dari Amazon.com Inc dan Google Inc namun dimentahkan oleh penurunan saham-saham energi dan pertambangan. Indeks ditutup Selasa 1,8 persen di bawah rekor pada bulan Mei.
Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange naik 3,5 persen pada Selasa ke 13. Indeks, yang dikenal sebagai VIX, pada bulan Juli membukukan penurunan bulanan terbesar sejak Februari, turun lebih dari 33 persen.
Delapan dari 10 kelompok utama di dalam indeks S & P 500 ditutup turun dini hari tadi, dipimpin oleh utilitas dan saham teknologi, sementara saham-saham baku-bahan dan barang-barang konsumen naik.  
Perusahaan teknologi kehilangan 0,7 persen karena Apple jatuh untuk hari kelima, turun 3,2 persen, posisi terendah dalam enam bulan.
Sekelompok saham semikonduktor di AS tergelincir untuk ketiga kalinya dalam empat sesi. Skyworks Solutions Inc dan Avago Technologies Ltd turun lebih dari 1,8 persen.
Consol Energy Inc turun 5,2 persen, penurunan terbesar sejak 2011. Deutsche Bank memangkas saham perusahaan ini dari “hold” menjadi “Jual”. Marathon Petroleum Corp dan Barat Energy Co kehilangan setidaknya 1,9 persen. Exxon Mobil Corp tenggelam 1,1 persen.
NRG Energy Corp anjlok 10 persen, terbesar dalam lebih dari enam tahun, menyusul hasil kuartal kedua. Entergy Corp merosot 3,7 persen ke level terendah 16-bulan karena laba kuartalan meleset dari perkiraan.
Regeneron membukukan kenaikan terbesar sejak Maret, capai rekor tertingginya. Seiring dengan pendapatan yang lebih baik dari estimasi, perusahaan bioteknologi ini mengatakan mereka akan naikkan target penjualan dari 45 persen menjadi 50 persen. Vertex Pharmaceuticals Inc dan Biogen Inc naik lebih dari 1,8 persen.
Netflix Inc melonjak 7,6 persen ke rekor setelah Guggenheim Securities merekomendasikan saham dengan target harga $ 160, memperkuat keuntungan di saham konsumen diskresioner.
Harga saham Coach Inc naik 3,2 persen setelah pembuat tas mewah Amerika ini melaporkan laba yang melampaui estimasi analis. Priceline Group Inc naik 3,5 persen menjelang laporan pendapatannya yang akan dirilis hari Rabu ini.
http://vibiznews.com/2015/08/05/wall-street-ditutup-turun-apple-tergelincir-ke-posisi-terendah-enam-bulan/