Pada
penutupan perdagangan di bursa komoditas Amerika Serikat dini hari tadi
harga minyak mentah jenis WTI terpantau mengalami penurunan yang cukup
signifikan dan mencapai posisi penutupan paling rendah sejak tanggal 1
Mei 2013 yang lalu (23/9). Harga minyak mentah Brent juga terpantau
terpukul mundur di tengah kekhawatiran para pelaku pasar mengenai
perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
Pertumbuhan ekonomi di negara dengan
ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut menghadapi kemungkinan
perlambatan. Menteri Keuangan Tiongkok Lou Jiwei mengatakan hal tersebut
dalam pertemuan anggota negara G20 akhir pekan lalu. Data ekonomi dari
Amerika Serikat yang dirilis malam tadi juga kurang memberikan semangat
bagi para pelaku pasar.
Data existing home sales di bulan Agustus
di Amerika Serikat secara tidak terduga mengalami penurunan sehingga
menimbulkan kekhawatiran mengenai solidnya pemulihan ekonomi di negara
tersebut. Melemahnya harga minyak mentah juga didorong oleh pernyataan
Libya mengenai kemungkinan kenaikan produksi setelah ladang minyaknya
kembali berproduksi.
Harga minyak mentah Brent untuk kontrak
November mengalami penurunan sebesar 1.42 dollar atau 1.4 persen tadi
malam dan ditutup pada posisi 96.97 dollar per barel. Volumer
perdagangan 26 persen lebih rendah dari rata-rata volume selama 100
hari.
Harga minyak mentah WTI untuk kontrak
Oktober mengalami penurunan sebesar 89 sen dan ditutup serta jatuh tempo
di level 91.52 dollar per barel. Harga kontrak November yang paling
aktif selanjutnya mengalami penurunan sebesar 78 sen dan ditutup pada
posisi 90.87 dollar per barel.
Pergerakan harga minyak mentah jenis WTI berjangka
untuk kontrak November di sesi Asia hari ini akan cenderung mengalami
kenaikan terbatas. Rebound teknikal berpotensi terjadi karena saat ini
belum ada arahan dan para pelaku pasar memanfaatkan lemahnya harga untuk
melakukan aksi bargain hunting. Harga komoditas tersebut diperkirakan
akan bergerak di kisaran 89.00 – 92.00 dollar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar