Kamis, 29 Mei 2014

Penjualan Ritel Jepang Menurun Tajam, Effect Kenaikan Pajak Bersifat Sementara

Penjualan ritel di Jepang mengalami kontraksi 4,4 persen pada setahun di bulan April, demikian  Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri mengatakan pada hari Kamis (29/5). Penurunan ini merupakan penurunan tercepat yang pernah terjadi setelah peristiwa gempa bumi dna tsunami pada Maret 2011.
Japan Retail Sales YoY
Hal ini sebenarnya jauh dari perkiraan yaitu 3,3 persen setelah lonjakan 11,0 persen pada bulan sebelumnya yang terjadi sebagai response para konsumen atas diberlakukannya kenaikan pajak penjualan pada awal April. Setelah kenaikan pajak penjualan maka penjualan ritel pun turun dengan tajam.
Penjualan dari pengecer besar turun 6,8 persen pada setahun ke ¥ 1,467 triliun – melampaui ekspektasi sebelumnya di 7,1 persen menyusul lonjakan 16,1 persen bulan sebelumnya.
Penjualan komersial turun 3,9 persen pada setahun ke ¥ 36,821 triliun, setelah melompat 8,5 persen pada bulan sebelumnya.
Grosir penjualan merosot 3,7 persen setahun menjadi 25,810 triliun yen – turun tajam dari lompatan 7,5 persen pada bulan sebelumnya.
Pada basis bulanan, penjualan ritel anjlok 13,7 persen – sedangkan perkiraan sebelumnya adalah 11,7 persen setelah sebelumnya terjadi kenaikan 6,4 persen pada bulan Maret (prediksi awal 6,3 persen).
Namun demikian, pejabat bank sentral mengatakan bahwa dampak negatif dari kenaikan pajak akan bersifat sementara dan bahwa perekonomian akan terus berkembang. Ada beberapa tanda-tanda positif bulan ini yang menunjukkan bahwa ekonomi terbesar ketiga di dunia ini akan dapat mengatasi dampak kenaikan pajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar