Rabu, 11 Desember 2013

Kejatuhan dollar bantu rebound emas

New York, 10/12 (Bloomberg) – Emas ditutup pada kenaikan terbesar sejak pertengahan Oktober karena melemahnya dolar meningkatkan daya tarik logam mulia sebagai alternatif investasi. Perak mencapai level tertinggi dalam hampir tiga minggu terakhir. Index US Dollar Bloomberg menuju kerugian keempat beruntun, kemerosotan terpanjang dalam dua bulan terakhir. Para pedagang membatalkan taruhan pada harga emas yang lebih rendah di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan memberi sinyal bahwa suku bunga jangka pendek AS akan tetap rendah, kata Bart Melek, kepala strategist komoditas dari TD Securities di Toronto.

Emas berjangka untuk pengiriman Februari melonjak 2,2 persen untuk diselesaikan pada harga $ 1,261.10 per ounce pukul 1:37 di Comex, New York, kenaikan terbesar sejak 17 Oktober. Harga mencapai $ 1,267.50, tertinggi sejak 20 November.

Hedge fund dan manajer uang lainnya memegang posisi netlong di emas berjangka dan opsi sebesar 26.774 dalam pekan yang berakhir 3 Desember, berdasarkan data dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi AS menunjukkan. Taruhan jual naik 6,2 persen menjadi 79.631, hanya 0,6 persen dari rekor yang tercapai pada Juli. Bullion siap untuk penurunan tahunan pertama dalam 13 tahun.

Sebagian investor telah kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai tempat penyimpan nilai di tengah spekulasi bahwa Fed akan mengurangi skala pembelian obligasi senilai $ 85 milyar per bulan karena membaiknya ekonomi. Data pekan lalu menunjukkan payrolls AS naik lebih dari perkiraan selama bulan November. Para pembuat kebijakan the Fed akan bertemu berikutnya pada tanggal 17-18 Desember mendatang.

"Kami melihat short-covering dan beberapa bargain hunting, ditambah dengan tanda-tanda kenaikan permintaan fisik di China," ungkap David Govett, kepala logam mulia dari Marex Spectron Group di London. "Pasar masih terbatas pada kenaikannya" karena para pedagang menunggu pertemuan Fed, katanya.

Perak berjangka untuk pengiriman Maret naik 3,1 persen menjadi $ 20,315 per ounce di New York, setelah mencapai $ 20,43, tertinggi sejak 20 November. (brc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar