SGB LAMPUNG - Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu, 24 Februari 2016, berpeluang melanjutkan kembali koreksinya, di tengah minimnya insentif positif, baik dari domestik maupun eksternal.
Analis First Asia Capital, David N. Sutyanto, mengatakan harga minyak yang kembali turun akan berdampak negatif bagi pergerakan harga saham berbasiskan komoditas, seperti tambang yang beberapa sesi perdagangan terakhir menguat cukup signifikan.
"IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.610 hingga 4.680 di teritori negatif," kata David.
Seperti diketahui, harga minyak mentah tadi malam terkoreksi 4,7 persen ke level US$31,82 per barel, setelah pasar meragukan OPEC akan memotong produksinya.
"Katalis yang menekan pergerakan pasar saham global tadi malam adalah meningkatnya kembali kekhawatiran pelemahan ekonomi China, setelah PBoC (People's Bank of China) kembali melemahkan yuan dan tertekannya kembali harga minyak mentah," tuturnya.
Selain itu, David juga membandingkan, tekanan jual yang mendominasi perdagangan saham kemarin, menyusul reaksi negatif pasar atas rencana pemerintah menurunkan bunga deposito hingga di bawah 10 persen akhir tahun ini.
Di sisi lain, pergerakan pasar saham Asia yang kembali berada di teritori negatif, setelah Tiongkok menurunkan kurs referensi yuan.
"Saham sektor perbankan menjadi saham sektoral yang terkoreksi tajam kemarin. IHSG akhirnya tutup koreksi 54,56 poin (1,1 persen) di 4.654,054. Ini posisi penutupan terendah IHSG sejak perdagangan 4 Februari lalu," ucapnya.
Faktor pemicu lainnya yang menekan sejumlah harga saham sektoral pada perdagangan kemarin, kata David, berasal dari sentimen individual seperti rilis laba 2015 sejumlah emiten yang di bawah perkiraan sebelumnya.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/739659-minim-katalis-positif-ihsg-diprediksi-melemah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar