Selasa, 08 November 2016

Minyak Mentah Naik | SOLIDGOLDBERJANGKA

SOLIDGOLDBERJANGKA - Harga Minyak Mentah Naik 2 % Setelah FBI Bebaskan Clinton Dari Tuduhan Penyalahgunaan Email




SOLIDGOLDBERJANGKA LAMPUNG -
Diperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan penguatan dollar Amerika Serikat. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 44,40 -$ 43,90, sedangkan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 45,40-$ 45,90.

Harga minyak mentah berakhir naik lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa dinihari tadi, didukung keputusan FBI yang membebaskan calon Presiden Amerika Serikat Hillary Clinton terhadap tuduhan penyalahgunaan email, namun keuntungan dibatasi oleh rally dolar Amerika Serikat dan keraguan atas pengurangan produksi yang direncanakan OPEC.

Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat juga didukung oleh penurunan mingguan dari 442.077 barel minyak di pusat pengiriman Amerika Serikat di Cushing, Oklahoma untuk pekan yang berakhir hingga 4 November, menurut laporan monitoring energi Genscape.

Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 82 sen, atau 1,9 %, pada $ 44,89 per barel untuk berakhir positif pertama dalam tujuh sesi.

Harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada $ 46,10 per barel, naik 52 sen, atau 1,1 %, dari penutupan sebelumnya.

Federal Bureau of Investigation mengatakan tidak akan mengenakan tuntutan terhadap Clinton atas penggunaan server email pribadinya. Hal ini menunjukkan prospek buruk bagi kandidat Partai Republik Donald Trump, yang sikap pada kebijakan luar negeri, perdagangan dan imigrasi telah mengkhawatirkan pasar.

Bursa Saham Amerika Serikat melonjak pada Senin, sehari sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat, sementara dolar Amerika Serikat  menguat di tengah berita Clinton yang memberikan prospek baik, membuat minyak mentah yang berdenominasi dollar Amerika Serikat lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak Mohammed Barkindo Senin menegaskan kembali komitmen kelompok untuk kesepakatan memangkas produksi yang dibuat di Algiers akhir September, yang berusaha untuk meningkatkan harga setelah dua tahun kelebihan pasokan.

OPEC juga telah menguoayakan kerjasama dari produsen non-anggota, termasuk Rusia, namun banyak analis meragukan kemampuannya untuk mengkoordinasikan pemotongan produksi untuk menyeimbangkan pasar.

Minyak berjangka membukukan persentase penurunan terbesar mingguan sejak Januari minggu lalu dengan Brent jatuh serendah $ 45,08, terlemah sejak 11 Agustus, dan WTI mencapai $ 43,57, terendah sejak 20 September

Ada juga risiko bahwa kekenyangan minyak, yang telah menguat di pasar selama lebih dari dua tahun, bisa terus mengancam pemimpin OPEC de-facto Arab Saudi untuk meningkatkan produksi.
SOLIDGOLDBERJANGKA

Sumber : Vibiznews

Senin, 07 November 2016

Minyak Mentah Akhir Pekan Merosot | SOLID GOLD

SOLID GOLD - Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Merosot 1 %Dengan Ketegangan Saudi-Iran, Mingguan Anjlok 9 %

 




SOLID GOLD LAMPUNG
- Diperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya bergerak lemah dengan kekuatiran gagalnya pemotongan produksi OPEC, kelebihan pasokan dan menurunnya permintaan. Namun jka dollar Amerika Serikat terealisir terus melemah pagi ini dengan ketidakpastian seputar pemilhan Presiden Amerika Serikat, akan mengangkat harga. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 43,50 -$ 43,00, sedangkan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 44,50-$ 45,00.

Harga minyak mentah berjangka pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari minggu lalu berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak Januari, setelah munculnya ketegangan antara Arab Saudi dan Iran yang bisa menggagalkan rencana pemotongan produksi OPEC.

Pedagang juga mencatat lonjakan persediaan minyak mentah Amerika Serikat pekan lalu dan lemahnya permintaan membebani harga minyak mentah berjangka.

Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) turun 59 sen, atau 1,3 %, pada $ 44,07 per barel, setelah jatuh serendah $ 43,57 di awal sesi. Untuk minggu ini, itu turun lebih dari 9 %, penurunan terbesar sejak pertengahan Januari.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 74 sen, atau 1,6 %, pada $ 45,61 per barel, dengan posisi terendah pada $ 45,08. Brent mengakhiri pekan ini turun lebih dari 8 persen.

Pada pertemuan para ahli OPEC pekan lalu, Riyadh mengancam untuk menaikkan tinggi produksi minyak untuk membuat harga turun jika Teheran menolak untuk membatasi produksi, sumber dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) kepada Reuters.

Namun sebuah sumber Negara Teluk OPEC mengatakan Arab Saudi tidak mengancam siapa pun dengan peningkatan produksi pada pertemuan ahli OPEC minggu lalu, tapi sumber memperingatkan bahwa produksi di seluruh dunia akan meningkat jika tidak ada kesepakatan pembatasan produksi.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo membantah bahwa Saudi mengancam untuk meningkatkan produksi, Bloomberg News melaporkan. Penurunan harga tertahan oleh laporan tersebut, namun kembali lemah tak lama setelah hal itu.

Pertemuan OPEC dimaksudkan untuk menyusun rincian pemotongan menjelang pertemuan OPEC berikutnya pada 30 November menyusul keputusan untuk mengurangi produksi di Algiers pada 32,5 hingga 33 juta barel per hari dalam rangka untuk meningkatkan harga.

Jumlah kilang minyak Amerika Serikat kembali naik menyusul penurunan pertama di sekitar empat bulan pada minggu sebelumnya. Pengebor Amerika Serikat menambahkan 9 kilang pada minggu terakhir untuk total 450. Pada saat ini tahun lalu, ada 572 kilang beroperasi.

Para analis mengatakan pasar juga terbebani oleh pedagang menarik uang dari berjangka menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat pada Selasa, yang dipandang sebagai risiko pasar.

Selain masalah pemilu, harga minyak tertekan fundamental yang lemah, yaitu persediaan minyak mentah Amerika Serikat melonjak, pertumbuhan permintaan rendah, dan keraguan bahwa OPEC dan Rusia setuju pada pembekuan produksi bulan ini.

Ekspor minyak mentah Laut Utara juga akan meningkat secara signifikan pada bulan Desember. Pemadaman tiba-tiba sekitar 200.000 barel per hari minyak mentah Nigeria minyak mentah alternatif light Rabu menimbulkan sedikit perhatian.

Sementara produksi minyak tetap dekat rekor dan persediaan yang tinggi, bank Inggris Barclays mengatakan pertumbuhan permintaan lemah.

Pertumbuhan permintaan selama Juli-September adalah kurang dari sepertiga dari kuartal tahun lalu, Barclays mengatakan dalam sebuah catatan, memperkirakan pertumbuhan kuartal lalu di bawah 1 juta barel per hari (bph).

Kenaikan konsumsi untuk kuartal terakhir tidak akan jauh lebih tinggi, sebelum rata-rata 1,3 juta barel per hari pada 2017, tambah Barclays.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah melonjak lebih dari 14 juta barel pekan lalu, sebagai rekor kenaikan terbesar, menyoroti bahwa kelebihanpasokan bahan bakar global yang masih jauh dari selesai.

Juga di Amerika Serikat, Colonial Pipeline yang memproduksi bensin, yang terganggu pekan ini oleh sebuah ledakan, diperkirakan untuk memulai kembali produksi Jalur 1 pada hari Minggu sore.
SOLID GOLD

Sumber : Vibiznews

Jumat, 04 November 2016

Minyak Mentah Merosot | PT SOLID GOLD BERJANGKA

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Harga Minyak Mentah Merosot 1,5 % Terganjal Kekenyangan Pasokan dan Pesimisme Rencana OPEC



PT SOLID GOLD BERJANGKA LAMPUNG - Diperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya bergerak positif dengan pelemahan dollar Amerika Serikat setelah the Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah dan ketatnya persaingan pemilihan Presiden Amerika Serikat. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 45,20 -$ 45,70, sedangkan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 44,20-$ 43,70

Harga minyak mentah mencapai posisi terendah intraday lima minggu baru pada akhir perdagangan hari Jumat dinihari tadi setelah peningkatan persediaan minyak mentah Amerika Serikat menambah kekhawatiran atas kekenyangan global dan karena investor tetap skeptis tentang batas produksi yang direncanakan OPEC.

Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat berakhir turun 68 sen, atau 1,5 %, pada $ 44,66 per barel, itu penutupan terlemah sejak 23 September. Level terendah sesi adalah $ 44,37.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 47 sen, atau 1 %, di $ 46,39 per barel, setelah sebelumnya merosot ke terendah $ 45,99, kembali ke 28 September.

Sementara itu, bensin berjangka turun 1,7 % setelah Colonial Pipeline mengatakan kemajuan substansial dibuat dalam memperbaiki jalur bensin utama menyusul ledakan pada hari Senin yang telah menutup pipa pasokan penting ke Pantai Timur.

Para pedagang mengatakan layanan monitoring energi Genscape melaporkan peningkatan mingguan 1,2 juta barel di pusat pengiriman Amerika Serikat di Cushing, Oklahoma.

Hasil ini lebih lanjut menyeret turun harga minyak setelah menyelam Rabu untuk lima pekan. Data pemerintah Amerika Serikat yang dirilis Rabu menunjukkan persediaan minyak di Amerika Serikat melonjak mencapai rekor 14,4 juta barel pekan lalu.

Harga minyak sebelumnya didukung oleh kekhawatiran tentang gangguan pasokan setelah militan di pusat minyak Delta Niger, Nigeria selatan menyerang sebuah pipa yang dioperasikan oleh Nigeria National Petroleum Corporation, Rabu.

Sumber mengatakan, serangan itu memangkas produksi negara itu oleh setidaknya 200.000 barel. Nigeria telah memotong produksi di bulan ini oleh aktivitas pemberontak di saluran pipa dan fasilitas minyak lainnya.

Dolar Amerika Serikat lebih lemah juga mendukung harga dengan membuat minyak dalam denominasi dolar lebih mahal bagi negara-negara pengimpor.

Dolar tergelincir untuk sesi ketiga sebagai penentuan posisi untuk pemilihan presiden Amerika Serikat pekan depan dibayangi ulasan terbaru Federal Reserve, di mana pembuat kebijakan mengisyaratkan mereka berada di jalur untuk menaikkan suku bunga bulan depan.

Minyak mentah berjangka telah meningkat ke tertinggi satu tahun pada bulan Oktober, ketika pelaku pasar optimis bahwa kesepakatan awal dengan OPEC untuk membatasi atau memangkas produksi akan menyebabkan pasar yang lebih seimbang.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu pada 30 November di Wina, di mana anggota diharapkan untuk menuntaskan kesepakatan untuk membatasi produksi. Dua tahun kelebihan pasokan global dan harga rendah telah menekan anggaran negara.

OPEC telah membuat tidak jelas berapa banyak masing-masing anggota individu harus dipotong, dan beberapa telah resisten. Pengamat pasar telah tumbuh lebih skeptis bahwa kesepakatan pembatasan produksi dapat tercapai atau diberlakukan.

OPEC berharap bahwa produsen utama non-OPEC, terutama Rusia, akan bergabung dalam kesepakatan untuk memotong produksi. Sementara Rusia telah mengisyaratkan ini bisa menjadi mungkin, produksi minyak mentah mencapai rekor pasca-Soviet sebesar 11,2 juta barel per hari pada bulan Oktober.
PT SOLID GOLD BERJANGKA

Sumber : Vibiznews

Kamis, 03 November 2016

Bursa Wall Street Merosot | SOLID GOLD

SOLID GOLD - Bursa Wall Street Merosot Setelah The Fed Amerika Serikat Pertahankan Suku Bunga




SOLID GOLD LAMPUNG - Diperkirakan bursa Wall Street akan bergerak lemah jika data ISM Non Manufacturing lemah. Sentimen ketidakpastian seputar pemilu Presiden Amerika Serikat juga akan menekan bursa. Juga akan mencermati perkembangan harga minyak mentah.

Bursa saham Amerika Serikat ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis dinihari tadi setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah, sementara kekhawatiran seputar pemilihan presiden Amerika Serikat masih membebani sentimen investor. Anjloknya harga minyak mentah juga semakin menekan bursa Wall Street.

Indeks Dow Jones turun 100 poin setelah keputusan The Fed mempertahankan suku bunga, sebelum menutup sekitar 75 poin lebih rendah. Indeks juga ditutup di bawah 18.000 untuk pertama kalinya sejak 7 Juli.

Indeks S & P 500 turun 0,65 %, membukukan penurunan beruntun tujuh hari dan ditutup di bawah 2.100, dengan sektor utilitas dan real estate jatuh lebih dari 1 persen untuk memimpin penurunan.

Indeks Nasdaq turun sekitar 0,93 % dan sempat jatuh lebih dari 1 persen.

Sebelumnya, tiga indeks utama menembus di atas garis datar sebelum mundur.

Dengan pasar keuangan mengantisipasi kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun, Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil lagi sambil terus mengakui bahwa kesempatan untuk bergerak semakin kuat.

Namun Pejabat Federal Open Market Committee, tidak membuat anggukan langsung ke kenaikan pada pertemuan Desember, sebuah langkah yang pasar sangat nantikan. Bahkan, mayoritas FOMC memberikan suara dovish.

The Fed juga merilis pernyataan mengakui perbaikan ekonomi yang belum cukup untuk menghasilkan pengetatan kebijakan.

Rosengren adalah salah satu dari tiga pembangkang pada pertemuan sebelumnya Fed, bersama dengan Presiden Fed Kansas City Esther George dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester, mendukung kenaikan suku bunga.

Investor juga mengamati untuk pemilihan Presiden baru di Amerika Serikat. Dalam waktu kurang dari seminggu, apa yang tampak seperti kemenangan yang meyakinkan untuk calon Demokrat Hillary Clinton telah berubah menjadi perlombaan ketat, dengan calon Partai Republik Donald Trump memperketat jarak setelah FBI mengatakan sedang mencari email baru yang terkait dengan Clinton. Pasar keuangan di seluruh dunia telah sebagian besar telah memperkirakan kemenangan Clinton sebelum pergerakan FBI tersebut.

Indeks Volatilitas CBOE (VIX), secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari ketakutan di pasar, diperdagangkan sekitar 4,5 persen lebih tinggi, dekat 19,4. Yang disebut mengukur ketakutan juga telah meningkat lebih dari 16 persen minggu ini.

Dalam berita ekonomi, ADP mengatakan ekonomi Amerika Serikat menciptakan pekerjaan kurang dari yang diharapkan pada bulan Oktober, menambahkan 147.000 pekerjaan. Laporan ADP berfungsi sebagai preview untuk laporan nonfarm payrolls bulanan pemerintah, yang dijadwalkan akan dirilis Jumat.

Treasury Amerika Serikat lebih tinggi pada Rabu, dengan dua tahun yield lebih rendah pada 0,81 % dan patokan yield 10-tahun juga lebih rendah, sekitar 1,80 %.

Dollar Amerika Serikat jatuh terhadap sekeranjang mata uang, dengan euro dekat $ 1,109 dan yen sekitar 103,4.

Di pasar minyak, harga minyak mentah Amerika Serikat merosot 2,85 persen menjadi menetap di $ 45,34 per barel setelah Administrasi Informasi Energi melaporkan peningkatan persediaan minyak mentah dari 14,4 juta barel, kenaikan terbesar dalam catatan.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 77,46 poin, atau 0,43 %, menjadi ditutup pada 17,959.64, dengan penurunan tertinggi saham Verizon dan saham 3M yang naik tertinggi.

Indeks S & P 500 turun 13,78 poin, atau 0,65 %, menjadi ditutup pada 2,097.94, dengan sektor real estate memimpin 11 sektor yang lebih rendah.

Indeks Nasdaq tergelincir 48,01 poin, atau 0,93 %, menjadi berakhir pada 5,105.57.

Malam nanti akan dirilis data ISM Non Manufacturing PMI Oktober yang diindikasikan menurun.
SOLID GOLD

Sumber : Vibiznews