Selasa, 02 Februari 2016

Bursa Hong Kong Ditutup Negatif Terganjal Buruknya Manufaktur Tiongkok dan Penjualan Rumah HK


SGB LAMPUNG - Pada penutupan perdagangan Senin (01/02), indeks Hang Seng di Bursa Hongkong ditutup turun –87,61 poin, atau -0,45 persen, di 19,595.50. Pelemahan indeks Hang Seng tergerus buruknya aktifitas manufaktur Tiongkok dan anjloknya penjualan rumah di Hong Kong menjelang tahun baru Imlek.
Sektor manufaktur besar Tiongkok melambat pada awal tahun 2016, tergambar dari indeks pembelian manajer kembar (PMI) survei yang dirilis pada hari Senin (01/02), menandakan kelemahan dalam perekonomian negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Biro Statistik pemerintah menyatakan data PMI resmi jatuh 3,5 tahun terendah 49,4 pada Januari, lebih buruk daripada 49,7 terdaftar pada bulan Desember dan perkiraan median 49,6 dari jajak pendapat Reuters. Hal ini juga menandai bulan keenam berturut-turut bahwa indeks resmi menunjukkan kontraksi.
The Caixin / Markit PMI manufaktur, yang diterbitkan 45 menit setelah data resmi, berada di 48,4 pada bulan Januari, naik sedikit dari 48,2 yang tercatat pada bulan Desember tapi menandai kontraksi 11 bulan berturut-turut dalam aktivitas manufaktur.
Sedangkan dari domestik, penjualan rumah baru Hong Kong merosot ke level terendah dalam setidaknya seperempat abad bulan lalu, demikian Centaline Property Agency Ltd perkirakan, menambah bukti bahwa harga perumahan Hong Kong terus merosot .
Centaline memperkirakan penjualan rumah baru dan sekunder Januari akan mencapai 3.000 unit, angka bulanan terendah sejak pencatatan dimulai pada bulan Januari 1991. Rendahnya bulanan sebelumnya 3.786 unit pada bulan November 2008 menurut siaran 31 Januari.
Pada penutupan perdagangan saham bursa Hong Kong sore ini, saham-saham yang menekan bursa adalah saham China Life Insurance Co Ltd yang turun -4,15%, saham Bank of East Asia Ltd/The turun -3,97%, saham CNOOC Ltd turun -3,17%, saham Hang Lung Properties Ltd turun -3,09%, saham PetroChina Co Ltd turun -2,95%.
Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng terpantau turun -12 poin atau -0,06% pada 19,457.00, turun dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,469.00.
Pergerakan indeks Hang Seng selanjutnya masih berpotensi melemah terbatas dengan melemahnya data ekonomi Tiongkok dan domestik. Namun perlu diperhatikan pergerakan bursa Wall Street yang diindikasikan akan positif merespon indikator ekonomi yang didominasi hasil positif, jika ini terealisir akan membantu menguatkan bursa Hong Kong. Indeks Hang Seng diperkirakan akan bergerak di kisaran Support 18.970-18.403 dan kisaran Resistance 19.962-20.458.
http://vibiznews.com/2016/02/01/bursa-hong-kong-ditutup-negatif-terganjal-buruknya-manufaktur-tiongkok-dan-penjualan-rumah-hk/

Outlook Emas dan Perak Minggu Ini

 
SGB LAMPUNG - Harga emas dan perak mengalami rally kembali pada minggu lalu tetapi kebanyakan terjadi pada permulaan minggu sebelum FOMC merilis pernyataannya yang dianggap oleh banyak orang seimbang. Minggu ini laporan NFP bisa menggerakkan harga emas dan perak. Tetapi ada juga berita dari Cina tentang PMI manufaktur – hal ini bisa memutar balik pembicaraan terhadap persoalan yang terjadi dalam ekonomi Cina. Dan sejauh tahun ini, tumbuhnya keprihatinan terhadap perlambatan ekonomi global – sebagian disebabkan karena arah dari ekonomi Cina – bisa mendorong naik, sekalipun hanya dalam jangka pendek, permintaan dari metal berharga. Laporan lainnya dari AS yang harus dipertimbangkan dalam minggu ini termasuk: PMI manufaktur dan non-manufaktur, order faktori, dan PCE inti.
Sebagaimana yang telah diperkirakan Federal Reserve tidak menaikkan tingkat bunga dan menyinggung volatilitas pasar, tingkat inflasi yang rendah dan kemungkinan pertumbuhan yang melambat di AS. Tetapi reaksi terhadap emas dan perak hanya sedikit, “underselling”. Mungkin investor bullion mengharapkan pernyataan yang lebih “dovish”
Setelah keputusan mengenai tingkat bunga, berdasarkan Fed-watch, kemungkinan untuk kenaikan tingkat bunga di bulan Maret turun ke 15%, di bulan Juni turun ke 33%. Sampai akhir tahun 2016, pasar masih memperkirakan tingkat bunga the Fed akan rata-rata 0.55% – kurang dari satu kenaikan tingkat bunga. Dan kemungkinan kenaikan turun dari 72% menjadi 53%. Jadi pasar kurang percaya akan adanya bahkan satu kenaikan di tahun 2016.
Event besar minggu ini adalah laporan NFP bulan Januari. Setelah tiga laporan solid yang menunjukkan kenaikan yang kuat di dalam lapangan pekerjaan, pengangguran yang stabil dan kenaikan di dalam upah, semua mata akan memandang apakah laporan NFP mulai menunjukkan pertumbuhan yang melambat atau kemungkinan terjadinya pembalikan arah dari kenaikan pekerjaan selama ini – tingkat pertumbuhan GDP yang rendah dan laporan belanja konsumen yang mengecewakan kemungkinan sudah mulai terlihat di laporan pekerjaan. Jika benar demikian, hal ini bisa melanjutkan kemungkinan untuk tidak menaikkan tingkat bunga oleh the Fed pada tahun ini – dorongan yang lain dalam jangka pendek terhadap harga metal berharga.
Sampai akhir dari minggu lalu, pemegang emas ETF SPDR Gold Trust (GLD) bertambah lagi sebesar 0.76% per minggu, menjadi 669.23 ton emas – naik 4.2% sejak permulaan tahun. Pemegang perak ETF SLV turun 0.7% menjadi 309.5 juta ons.
Ringkasnya, metal berharga mengalami rally pada minggu lalu, tetapi pemulihannya melambat pada beberapa hari belakangan. The Fed, sebagaimana yang diperkirakan, merasa prihatin dengan kesuraman ekonomi global dan inflasi yang rendah, yang akan tetap rendah selama beberapa waktu lamanya. Pernyataan ini tidak cukup untuk mempertahankan naik harga emas dan perak karena tidak terlalu “dovish” atau tidak sesuai dengan yang diperkirakan. Namun, kalau minggu ini laporan NFP menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang diperkirakan dan sentimen pasar yang bearish, yang telah mulai mereda pada beberapa hari belakangan ini, kembali lagi – kebanyakan jika persoalan ekonomi Cina kembali menjadi pusat perhatian – maka harga metal berharga bisa mengalami kenaikan jangka pendek.
http://vibiznews.com/2016/02/02/outlook-emas-dan-perak-minggu-ini-8/

Harga Emas Tertinggi 3 Bulan, Terpicu Buruknya Manufaktur Tiongkok dan Eropa

 
SGB LAMPUNG -Harga Emas naik ke level tertinggi tiga bulan pada penutupan perdagangan Selasa dinihari (02/02) tertekan hasil buruk manufaktur di Tiongkok dan Eropa yang memunculkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan harapan untuk kebijakan moneter lebih lanjut.
 
Aktifitas manufaktur Tiongkok Januari turun ke level terendah sejak pertengahan 2012, sementara pertumbuhan pabrik di zona euro melambat.
 
Sektor manufaktur besar Tiongkok melambat pada awal tahun 2016, tergambar dari indeks pembelian manajer kembar (PMI) survei yang dirilis pada hari Senin (01/02), menandakan kelemahan dalam perekonomian negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Biro Statistik pemerintah menyatakan data PMI resmi jatuh 3,5 tahun terendah 49,4 pada Januari, lebih buruk daripada 49,7 terdaftar pada bulan Desember dan perkiraan median 49,6 dari jajak pendapat Reuters. Hal ini juga menandai bulan keenam berturut-turut bahwa indeks resmi menunjukkan kontraksi.
The Caixin / Markit PMI manufaktur, yang diterbitkan 45 menit setelah data resmi, berada di 48,4 pada bulan Januari, naik sedikit dari 48,2 yang tercatat pada bulan Desember tapi menandai kontraksi 11 bulan berturut-turut dalam aktivitas manufaktur.
Sementara itu, data non-manufaktur PMI resmi berada pada 53,5 pada Januari, dibandingkan dengan pembacaan bulan sebelumnya 54,4, menantang harapan bahwa konsumsi bisa mengambil alih manufaktur sebagai kekuatan pendorong untuk perekonomian Tiongkok.
Sedangkan kinerja bisnis manufaktur kawasan Euro pada awal tahun 2016 kurang menguntungkan dari survey yang dilakukan oleh Markit Economics terhadap 3000 pabrikan besar di Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Irlandia dan Yunani. Namun meskipun terjadi penurunan, survey tersebut masih menunjukkan kondisi yang ekspansif.
Indikator yang menilai kinerja manufaktur tersebut atau PMI Manufaktur Eurzone bulan Januari naik ke posisi 52,3 poin sedang pada bulan Desember 2015 ada di posisi 53,2 poin. Penurunan ini terlihat pada hampir semua sub sektor seperti  dalam output, pesanan baru dan ekspor.
Data juga menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS terlihat sulit pulih dalam waktu dekat, sementara belanja konsumen datar di bulan Desember.
Harga emas spot naik 1,11 persen pada $ 1,128.80 per ons, setelah sempat menyentuh $ 1,128.70, level tertinggi sejak 3 November, hanya singkat dari 200-day moving average sekitar $ 1.130 per ons.
Sedangkan harga emas AS untuk pengiriman April ditutup naik 1 persen di $ 1.128 per ons.
Juga harga yang mendukung dolar AS lemah terhadap sekeranjang mata uang utama dan komentar Wakil Ketua The Fed, Stanley Fischer, yang mengatakan bahwa volatilitas yang terus-menerus bisa menekan pertumbuhan dan inflasi AS.
Pasar saham global dan harga minyak jatuh setelah laporan manufaktur yang lemah.
Sementara itu, harga Perak berjangka naik 0,79 persen menjadi $ 14,35 per ons sementara harga paladium naik 0,7 persen pada $ 502,01 per ons. Harga platinum berjangka turun 0,2 persen pada $ 872,80 per ons.
Harga emas berpotensi menguat dengan kekuatiran ekonomi Tiongkok dan buruknya data manufaktur global, namun harga akan berbalik lemah jika ekonomi Tiongkok hari ini membaik dan serta dollar kembali menguat. Harga emas diperkirakan menembus level Resistance $1,131.00-$1,133.00, namun jika harga turun akan menembus level Support $1,127.00-$1,125.00.
http://vibiznews.com/2016/02/02/harga-emas-menguat-terpicu-buruknya-manufaktur-tiongkok-dan-eropa/

Forex Awal Pekan 1/1/16: Dollar Kembali Terpukul Karena Sikap The Fed

 
SGB LAMPUNG - Mengakhiri perdagangan forex awal pekan, Selasa dini hari tadi (1/02), mata uang Amerika Serikat alami pelemahan terhadap banyak major currencies. Pelemahan disebabkan  pasar mencermati kembali sikap the Fed yang tidak akan agresif menaikkan suku bunganya seperti hasil pertemuan mereka bulan Desember lalu.
Selain itu pasar juga melihat apa yang diputuskan  BOJ akhir pekan lalu untuk kebijakan moneternya yang semakin dilonggarkan hingga menggunakan suku bunga yang negatif akan menghadang usaha bank sentral Amerika untuk menaikkan terus suku bunganya.
Setelah melihat kondisi Tiongkok yang mengkhawatirkan dan Jumat lalu melihat kondisi ekonomi Jepang yang masih harus dibereskan, pasar melihat permasalahan ekonomi global masih berlanjut sehingga sulit bagi the Fed untuk melanjutkan aksinya tersebut.
Akibatnya dollarpun kurang diminati lagi, dari awal perdagangan kemarin (1/02) kurs Amerika tersebut sudah bergerak negatif yang dipicu juga oleh anjloknya kembali harga minyak mentah dan buruknya data manufaktur Tiongkok.
Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap major currencies berakhir menurun untuk melanjutkan perdagangan sebelumnya yang telah melemah 2 hari berturut.  Mengambil momentum pelemahan dollar menjadi pijakan kuat bagi euro , poundsterling, yen dan aussie.
Aussie dollar sempat terpukul cukup lama oleh anjloknya harga komoditas negeri tersebut semakin dalam pada bulan Januari seperti yang dilaporkan RBA kemarin. Namun seperti yang diperkirakan analis sebelumnya, posisi dollar yang jelek akan pulihkan kembali mata uang negara kanguru tersebut.
http://vibiznews.com/2016/02/02/forex-awal-pekan-1116-dollar-kembali-terpukul-karena-sikap-the-fed/