Rabu, 20 Januari 2016

Harga Emas Tertekan Kenaikan Dollar AS

 
SGB LAMPUNG - Harga Emas jatuh pada penutupan perdagangan Rabu dinihari (20/01) tertekan kenaikan dolar dan pasar saham naik setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang lemah membangkitkan harapan stimulus.
Ekonomi Tiongkok tumbuh 6,8 persen pada kuartal keempat, tingkat terendah sejak 2009, data menunjukkan.Untuk tahun 2015 seperti pertumbuhan keseluruhan Tiongkok mencatatkan 6,9 persen, terlemah dalam 25 tahun.
Harga emas spot emas ditutup turun 0,17% pada $ 1,087.07 per ons, sedikit lebih rendah setelah sesi lesu pada hari Senin ketika pasar AS ditutup untuk liburan Martin Luther King. Sedangkan harga Emas berjangka AS untuk pengiriman Februari berada di $ 1,089.10 per ons, turun $ 1,60.
Harga emas telah naik tertinggi dua bulan dari $ 1.112 pada 8 Januari sebagai aset safe haven investor untuk risiko penurunan di tengah kekhawatiran baru tentang pertumbuhan global, terutama perlambatan di Tiongkok dan apakah pihak berwenang di Beijing dapat mengelolanya.
“Selama ada kebingungan tentang bagaimana Tiongkok berhasil menjalankan kebijakan nilai tukar, bagaimana mereka akan melakukan intervensi di pasar saham dan sebagainya, akan ada beberapa permintaan safe haven untuk emas,” kata analis senior Danske Bank Jens Pedersen.
Emas turun 10 persen tahun lalu di tengah kekhawatiran bahwa suku bunga AS yang lebih tinggi akan menurunkan permintaan untuk emas dan kekuatan dolar terus menekan emas.
Permintaan fisik yang lemah dari konsumen emas atas Tiongkok dan India juga telah membatasi potensi kenaikan emas, analis mengatakan, dengan belanja konsumen Tiongkok turun oleh karena ekonominya melambat.
Harga emas berpotensi kembali menguat terbatas dengan sentimen pelemahan harga minyak mentah dan kekuatiran perlambatan eknomi Tiongkok. Diperkirakan harga emas akan mencoba menembus level Resistance 1,089-1,091, dan jika harga retreat akan mencoba menembus level Support 1,085-1,083.
http://vibiznews.com/2016/01/20/harga-emas-tertekan-kenaikan-dollar-as/

Dollar Akhir Sesi Asia 20 Januari Masih Lemas

 
SGB LAMPUNG - Pasar keuangan global sedang meradang oleh proyeksi buruk IMF terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun 2016, melanjutkan kepanikan akan anjlok harga minyak mentah dan juga pelemahan data PDB Tiongkok pada kuartal terakhir dan sepanjang tahun 2015. Akibatnya pasar sedang alihkan aset resiko mereka ke aset safe haven.
Dari pantauan perdagangan pasar spot siang ini, hampir semua aset resiko  kecuali yang safe haven alami penurunan yang cukup signifikan. Dan di pasar forex sendiri, dollar anjlok cukup parah yang diikuti oleh aussie dollar dan juga poundsterling. Lalu yang mendapatkan keuntungan dengan kondisi ini yaitu perdagangan yen, euro dan juga emas.
Malam ini pada sesi Amerika terdapat beberapa data ekonomi AS yang dirilis, dimana dari 3 data yang penting hanya 2 data diperkirakan stabil sedang data building permits diperkirakan memburuk. Data yang diperkirakan stabil tersebut data CPI dan Housing Start, dan jika data-data ini positif dollar AS berpotensi rebound kembali.
Untuk pergerakannya di pasar spot terkini, indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap rival utamanya bergerak lemas  setelah dibuka   pada 99,10  awal sesi Asia, dan  kini bergerak pada kisaran 98,77 (10:30:00 GMT). Untuk pergerakan selanjutnya indeks bergerak dalam kisaran support 98,63-98,45 serta kisaran resisten pada 99,20-99,51.
http://vibiznews.com/2016/01/20/dollar-akhir-sesi-asia-20-januari-masih-lemas/

Selasa, 19 Januari 2016

Awal Indeks Nikkei Naik Terpicu Pelemahan Yen dan Optimisme Ekonomi Jepang

 
SGB LAMPUNG - Bursa Jepang pada awal perdagangan Selasa (19/01) sempat dibuka negatif -0,4%, namun naik positif dan turun lagi, saat ini terpantau naik 9,15 poin atau 0,05 persen di 16,964.72. Penguatan indeks Nikkei terdorong pelemahan Yen dan pernyataan optimis Menteri Keuangan.
Menteri ekonomi Jepang Akira Amari mengatakan penuruna  saham Jepang dalam beberapa kali adalah karena faktor eksternal seperti kekhawatiran atas pasar negara berkembang dan penurunan harga minyak, namun fundamental ekonomi Jepang tetap solid, menurut Reuters.
Pasangan dolar-yen diperdagangkan 0,26 persen di 117,60, naik dari penutupan sesi sebelumnya dari 117,31. Halini mungkin yang membantu meningkatkan saham utama ekspor seperti Toyota, Sony, Nissan dan Sharp yang naik antara 0,4 persen hingga 4,07 persen. Pelemahan yen biasanya dianggap positif bagi eksportir Jepang karena memperluas pendapatan ketika dikonverikan kembali ke mata uang domestik.
Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau positif, naik 100 poin atau 0,59% pada 16,960, naik dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 16,860.
Untuk perdagangan selanjutnya hari ini, indeks diperkirakan masih berpotensi melemah terbatas merespon potensi pelemahan minyak mentah dan perkembangan Tiongkok, serta hasil indikator ekonomi yang belum kuat. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 16,440-15,911, dan kisaran Resistance 17,465-17,994.
http://vibiznews.com/2016/01/19/awal-indeks-nikkei-naik-terpicu-pelemahan-yen-dan-optimisme-ekonomi-jepang/

Harga Batubara Rotterdam Rebound Terpicu Penurunan Produksi Tiongkok

 
SGB LAMPUNG - Pada akhir perdagangan Selasa dini hari tadi (19/01) harga batubara Rotterdam rebound, berbalik dari pelemahan dari perdagangan sebelumnya. Kenaikan harga batubara mengabaikan anjloknya harga minyak mentah. Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga minyak mentah WTI dan Brent sama-sama mengalami penurunan.
Harga batubara memperoleh dorongan dari penurunan produksi batubara di Tiongkok. Dengan penurunan produksi memberikan sentimen penguatan harga batubara.
Produksi batubara Tiongkok turun 3,5 persen menjadi 3,68 miliar ton pada tahun 2015, data resmi menunjukkan Selasa, karena memudarnya permintaan dan tindakan pemerintah untuk mengekang penggunaan bahan bakar fosil memaksa banyak perusahaan untuk memotong kembali operasi.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Maret 2016 berada di posisi 42,75 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,10 dollar atau setara dengan 0,23 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Harga batubara untuk kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Januari 2016 terpantau berakhir pada posisi 38,00 dollar per ton.
Pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kondisi fundamental yang negatif. Kekenyangan pasokan global minyak mentah membawa harga minyak mentah melemah, dan ini membawa tekanan bagi harga batubara.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 42,25 dollar dan Support kedua di level 41,75 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dites jika terjadi lanjutan penguatan harga ada pada posisi 43,25 dollar dan 43,75 dollar.
http://vibiznews.com/2016/01/19/harga-batubara-rotterdam-rebound-terpicu-penurunan-produksi-tiognkok/