Senin, 04 Januari 2016

Harga Kopi Arabica Menguat Dengan Aksi Short Covering

 
SGB LAMPUNG - Harga kopi arabika ICE pada penutupan perdagangan Kamis dinihari tadi (31/12) ditutup mengalami kenaikan dengan aksi short covering yang dilakukan pelaku pasar.
Kenaikan harga kopi dengan investor terus menutup posisi pendek setelah data pemerintah AS yang dirilis awal pekan ini menunjukkan spekulan telah meningkatkan perkiraan bearish mereka dalam kopi arabika dalam pekan yang berakhir 22 Desember.
Harga kopi arabika berjangka di penutupan perdagangan dini hari tadi menguat. Harga kopi arabika berjangka mengalami peningkatan sebesar 2,20 dollar atau setara dengan 1,81 persen dan ditutup pada posisi 1.2365 dollar per pon.  
Perkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya masih akan berlanjut dalam pola bearish. Cuaca hujan memberikan peluang peningkatan produksi di negara-negara produsen membuat harga komoditas ini akan melanjutkan penurunannya.
Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level support di posisi 1,2065 dollar dan 1,1765 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 1,2665 dollar dan 1,2965 dollar.
http://vibiznews.com/2015/12/31/harga-kopi-arabica-menguat-dengan-aksi-short-covering/

Prospek 2016 : Harga Emas Tertekan Penguatan Dollar dan Pelemahan Minyak Mentah

 
SGB LAMPUNG - Harga Emas turun tipis pada penutupan perdagangan Jumat dinihari, akhir tahun 2015. Ini menandakan kerugian tahunan ketiga berturut-turut, di depan apa yang mungkin menjadi tahun yang sulit lagi dengan prospek kenaikan lanjutan suku bunga AS yang lebih tinggi dan kekuatan dolar.
Dengan sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS dan dolar, harga emas telah jatuh sekitar 10 persen pada 2015, karena beberapa investor menjual logam mulia untuk membeli aset yang yang lebih menghasilkan, seperti saham.
Harga emas spot emas turun 0,06 persen menjadi 1,060.06 dollar per troy ons pada sesi perdagangan terakhir tahun ini. Volume perdagangan tipis menjelang liburan Tahun Baru, Jumat.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari menetap di 1,060.20 dollar per troy ons.
Harga yang ditetapkan untuk akhir tahun 2015 berada dekat posisi terendah dalam enam tahun pada $ 1,045.85 yang dicapai di awal Desember.
“Faktor kunci untuk emas tetap dolar yang kuat dan yang pada akhirnya mengalahkan semua isu-isu lain termasuk ekonomi dan geopolitik,” kata Ross Norman, kepala eksekutif broker emas Sharps Pixley.
Dolar berada di jalur untuk kenaikan 9 persen tahun ini terhadap sekeranjang mata uang utama, membuat emas dalam denominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Logam mulia lainnya juga telah terkena kekuatan dolar dan kemerosotan emas, dan menuju penurunan tahunan yang tajam.
Harga Perak naik 0,2 persen pada $ 13,88 per ons, mengakhiri tahun 2015 turun sekitar 11 persen.
Industri logam platinum dan paladium menuju penurunan tahunan 2015 masing-masing 27 persen dan 31 persen, sebagian karena kelebihan pasokan dari tambang dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan.
Setelah kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang pertama dalam hampir satu dekade bulan Desember, dan indikasi bank sentral untuk peningkatan bertahap pada tahun 2016, prospek emas tidak terlihat bullish.
Fundamental lain juga tidak mendukung. Aset SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa, berada di dekat level terendah tujuh tahun sementara posisi pendek pada kontrak emas COMEX dekat dengan rekor tertinggi.
Sebuah prospek bearish untuk minyak juga bisa menambah tekanan pada emas. Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dipimpin minyak.
“Keprihatinan saya adalah bahwa harga emas bisa tetap di kisaran $ 1.000 – $ 1.200 per ons untuk jangka waktu lama dengan pengaruh yang sama, termasuk kebijakan moneter global dan euro / kekuatan dolar,” kata Direktur Commerzbank, Adrien Biondi.
Harga emas masih berpotensi melemah dengan kenaikan suku bunga AS, yang akan semakin meningkatkan dollar AS dan juga potensi pelemahan harga minyak mentah. Diperkirakan harga emas akan mencoba menembus level Support 1,058-1,056, dan jika harga menguat akan mencoba menembus level Resistance 1,062-1,064.
http://vibiznews.com/2016/01/04/prospek-2016-harga-emas-tertekan-penguatan-dollar-dan-pelemahan-minyak-mentah/

Ini Kinerja Keuangan Pemerintahan Jokowi Selama 2015

Ini Kinerja Keuangan Pemerintahan Jokowi Selama 2015 
SGB LAMPUNG - Pemerintah telah mencatat bahwa realisasi defisit anggaran pada tahun ini mencapai Rp318,5 triliun, atau 2,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau lebih tinggi dibandingkan target defisit yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Perubahan (APBN-P) 2015, yakni Rp222,5 triliun atau 1,9 persen terhadap PDB.

Angka defisit tersebut diperoleh berdasarkan realisasi (sementara) pendapatan negara melalui penjumlahan total penerimaan pajak, bea dan cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp1.491,5 triliun dan belanja negara yang terserap sebesar Rp1.810 triliun.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam siaran pers yang diterima oleh VIVA.co.id, Minggu 3 Desember 2015, mengatakan defisit itu berimplikasi pada peningkatan realisasi pembiayaan anggaran yang mencapai Rp329,4 triliun. atau 147,3 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2015 sebesar Rp222,5 triliun.

Realisasi pembiayaan anggaran tersebut berasal dari pembiayaan dalam negeri (neto) sebesar Rp309,3 triliun dan pembiayaan luar negeri (neto) sebesar Rp20 triliun. Keseluruhan pembiayaan itu, digunakan untuk mendukung realisasi belanja produktif.

"Secara makro, dalam upaya pemenuhan pembiayaan, pemerintah tetap memperhatikan pengelolaan risiko dengan sumber pembiayaan yang lebih terdiversifikasi, sehingga kesinambungan fiskal tetap terjaga," ujar Bambang.

Berdasarkan realisasi defisit anggaran sebesar Rp318,5 triliun dan realisasi pembiayaan anggaran yang mencapai Rp329,4 triliun, maka pelaksanaan APBN-P 2015 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) sebesar Rp10,8 triliun. Sementara itu, terkait pengelolaan utang, outstanding utang per 31 Desember 2015 mencapai Rp3.089 triliun.

Dengan demikian, Debt to GDP ratio berada di kisaran 27 persen. Rasio ini, kata Bambang, masih dalam batas aman, yakni jauh di bawah batas 60 persen yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
 
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/718261-ini-kinerja-keuangan-pemerintahan-jokowi-selama-2015

Faktor Utama Pelemahan Rupiah Tahun ini

Faktor Utama Pelemahan Rupiah Tahun ini 
SGB LAMPUNG - Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN) 2016, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah berada di rentang Rp13.400 sampai dengan Rp13.900. Asumsi tersebut, setelah menimbang beberapa faktor global yang berpotensi memengaruhi kondisi rupiah.

Ekonom PT Bank Pertama Tbk, Josua Pardede mengatakan, nilai tukar rupiah pada tahun ini masih berpeluang kembali melanjutkan pelemahan, meskipun satu dari beberapa ketidakpastian seperti kenaikkan tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Rerseve/The Fed) telah usai.

"Ketidakpastian The Fed memang telah selesai. Tetapi, bukan berarti tidak ada faktor lain. Rupiah memang berpotensi kembali melemah diatas Rp14.000. Tetapi, itu hanya bersifat temporary," ujar Josua saat berbincang kepada VIVA.co.id, Jakarta, Minggu 3 Desember 2015.

Josua menjelaskan, sejumlah faktor global yang akan memengaruhi laju mata uang Garuda, yaitu masih didominasi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok. Sebab, hal itu membuat harga komiditas terus berfluktuasi dan pada tahun ini diproyeksikan akan kembali melanjutkan tren penurunan.

"Pada saat komoditas turun, permintaan Tiongkok ke negara-negara Asia akan ikut turun. Neraca perdagangan bisa ikut defisit. Ini akan memberikan tekanan kepada rupiah. Ekspor kita berpotensi untuk kembali melambat," kata dia.

Guna mengantisipasi keadaan tersebut, lanjut dia, percepatan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama yang harus dilakukan pemerintah. Apalagi, dari delapan paket kebijakan yang diberikan, ada berbagai macam insentif yang ditujukan untuk menarik minat investasi.

"Paket kebijakan dan percepatan infrastruktur itu dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan fundamental ekonomi sendiri. Kita bisa membatasi capital out flow. Rupiah memang terindikasi melemah, tetapi tetap terbatas," tutur Josua.
 
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/718184-faktor-utama-pelemahan-rupiah-tahun-ini