Rabu, 18 Maret 2015

Analisis Fundamental Pound, Rebound Terbatas

 
SGB LAMPUNG - Kurs Poundsterling Inggris pada hari ini (01:40:46 GMT, 18 Maret 2015) bergerak menguat terhadap mata uang Dollar AS . Harga pembukaan GBPUSD berada pada 1.4747 di awal perdagangan (00.00 GMT), dan mata uang tersebut telah naik sekitar + 13 pips atau sekitar + 0.09 % dan nilai bergulir terpantau berada di 1.4760.
Poundsterling pada hari ini (01:40:46 GMT, 18 Maret 2015) bergerak menguat terhadap mata uang utama Dollar AS. Harga pembukaan berada pada 1.4746 di awal perdagangan (00.00 GMT), dan mata uang tersebut telah naik sekitar 13 pips atau sekitar 0.09 % dan nilai bergulir terpantau berada di 1.4760.
Office for National Statistics dijadwalkan akan mengumumkan data terkini mengenai sektor ketenagakerjaan di Inggris. Sejumlah ekonom menduga adanya perkembangan yang menggembirakan terhadap data yang akan dirilis pada sektor ini.
Indikator fundamental ekonomi Average Earnings Index 3m/y diduga akan menggambarkan kondisi yang membaik dan diharapkan dapat meningkat ke angka 2.2% dari nilai pada periode sebelumnya yaitu 2.1%. Poundsterling terpantau bergerak positif merespon dini perkembangan tersebut.
Analisis fundamental forex harian Pound sterling bahwa range normal pergerakan GBPUSD pada hari ini diperkirakan akan memiliki level support pada kisaran 1.4698 dan level resistance pada kisaran 1.4819.

Senin, 16 Maret 2015

Jelang Rapat The Fed, Bursa Wall Street Melemah

Jelang Rapat The Fed, Bursa Wall Street Melemah 
SGB LAMPUNG - Saham-saham menurun pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Investor sepertinya memilih bersikap hati-hati menjelang rapat Bank Sentra AS (Federal Reserve) pekan ini.

Seperti diberitakan CNBC, Senin 16 Maret 2015, berbagai data ekonomi bervariasi yang dirilis tak mampu memberi sentimen positif bagi Wall Street.

Meskipun nilai tukar dolar menguat terhadap mata uang negara lain, tetapi turunnya harga minyak dan menjelang pertemuan pembuatan kebijakan The Fed membuat investor lebih memilih berhati-hati.

"Saya pikir mereka takut Federal Reserve akan menaikkan suku bunga," kata Paul Nolte, Portfolio Manager Kingsview Asset Management.

Federal Open Market Committee akan digelar pekan ini. Semua investor memfokuskan perhatiannya pada pertemuan tersebut, karena mereka tidak sabar menanti pernyataan The Fed mengumumkan kapan waktu untuk menaikkan suku bunganya.

"Selama ini memang tidak ada pernyataan atau tanda-tanda kemungkinan Federal Reserve menaikkan suku bunganya," jelasnya.

Nilai tukar dolar Amerika Serikat naik lebih dari setengah persen, mendekati kenaikan nilai tukar dolar AS sejak April 2003.

Indeks Dow Jone Industrial Average turun 145,91 poin (0,82 persen) ke level 17.749,31, dengan hampir semua saham blue chip bergerak lebih rendah.

Sementara itu indeks S&P 500 turun 12,55 poin (0,61 persen) ke level 2.053,40, dengan saham sektor utilitas yang memimpin kerugian di antara 10 industri komponen indeks.

Adapun indeks Nasdaq merosot 21,53 poin (0,44 persen) ke level 4.871,76.

Indeks harga produsen Amerika Serikat pada Februari turun 0,5 persen, dari perkiraan sebelumnya naik 0,3 persen.

Sementara itu, data konsumen pada awal Maret ini berada di angka 91,2, dibandingkan pada awal Februari di 95,4.

"Semua data konsumen dipengaruhi oleh cuaca," kata Maris Ogg, Presiden Tower Bridge Advisors. 

Volume perdagangan di Bursa Efek New York mencapai806 juta saham yang ditransaksikan, dengan volume komposit hampir 3,4 miliar saham.

Emas Mingguan Turun Lagi, Rapat The Fed Beri Harapan

 
SGB LAMPUNG - Harga emas spot di akhir perdagangan pekan i lalu terpantau ditutup di teritori positif, berhasil keluar dari fase penurunan yang telah terjadi selama 9 sesi berturut-turut (16/3). Pada penutupan perdagangan tersebut harga emas menguat meskipun dollar AS terpantau masih lanjutkan rally. Para pelaku pasar tampaknya menahan diri untuk melakukan aksi jual jelang pertemuan Fed pekan depan.
Pekan lalu harga emas kembali membukukan penurunan mingguan. Harga logam mulia terkena aksi jual besar-besaran setelah laporan dari sektor tenaga kerja AS minggu lalu lebih baik dari perkiraan. Kondisi tersebut menimbulkan spekulasi bahwa Fed akan mulai menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan. Fokus pasar selanjutnya adalah pertemuan FOMC yang akan dilangsungkan pada tanggal 17 dan 18 Maret mendatang.
Nilai tukar dollar yang terus menguat terhadap euro membawa kemungkinan mata uang ini mencapai paritas terhadap rivalnya dari Eropa tersebut. Kenaikan nilai tukar dollar berpotensi untuk menimbulkan tekanan yang lebih besar pada harga emas.
Harga emas spot pada akhir perdagangan dini hari tadi ditutup pada posisi 1155,15 dollar per troy ons. Harga emas spot tersebut melemah sebesar 1,85 dollar atau 0,1 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level 1153,50 dollar per troy ons.
Harga emas berjangka Comex pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu juga turut mengalami kenaikan yang lumayan. Harga emas berjangka untuk kontrak April mengalami kenaikan 50 sen dan ditutup pada posisi 1152,40 dollar per troy ons.
Pergerakan harga emas spot LLG  akan kembali membukukan penurunan, meskipun saat ini sedang berada dalam pola rebound. Harga emas sulit untuk mempertahankan pergerakan rebound dengan solid di tengah kenaikan nilai tukar dollar akibat potensi kenaikan suku bunga acuan Fed. Potensi rebound teknikal sudah terbuka tetapi belum cukup kuat.
Pada perdagangan hari  ini harga emas berpotensi mengetes level resistance pada posisi 1160 dollar per troy ons. Jika berhasil ditembus harga akan melanjutkan kenaikan lagi ke posisi 1166 dollar. Sedangkan jika terjadi pergerakan melemah lanjutan harga akan mengetes level support pada posisi 1145 dollar. Jika berhasil ditembus harga akan melanjutkan pelemahan ke posisi 1140 dollar.

Harga Kopi Kembali Terpuruk Meski Kondisi Pasokan Mengkhawatirkan

 
SGB LAMPUNG -  Pada penutupan perdagangan bursa komoditas ICE Futures New York harga kopi arabika terpantau kembali melemah (16/3). Sentimen negatif masih menghadang pergerakan harga kopi arabika dan robusta meskipun dari sisi fundamental sudah mulai muncul sentimen positif berupa kekeringan parah di Uganda. 
Kenaikan dollar AS terhadap real Brazil masih menjadi faktor yang melemahkan harga kopi arabika. Mata uang AS pada perdagangan pekan lalu mengalami rally dan mencapai posisi tertinggi dalam nyaris 12 tahun belakangan.
Pada akhir perdagangan Sabtu dini hari harga kopi arabika alami penurunan tajam. Harga kopi arabika untuk kontrak pengiriman bulan Mei yang merupakan kontrak paling aktif tersebut ditutup turun sebesar 2,40 sen atau setara dengan 1,82 persen pada posisi 1,2980 dollar per pon.
Harga kopi robusta berjangka di bursa Liffe London  terpantau masih alami penurunan di akhir sesi perdagangannya. Harga kopi robusta kontrak Mei tergerus melemah sebesar 60 dollar atau 3,39 persen dan ditutup pada posisi 1.708  dollar per ton. 
Pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya masih akan melanjutkan penurunan. Kekhawatiran mengenai lesunya kondisi ekonomi global yang berpotensi menjatuhkan permintaan terhadap kopi telah mengakibatkan harga melorot terus.
Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level support di posisi 1,2557 dollar dan 1,2400 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dihadapi jika terjadi rebound ada pada 1,3617  dollar dan 1,3810  dollar.
Harga kopi robusta berjangka di Liffe London akan menghadapi level resistance pada posisi 1.842 dollar dan resistance selanjutnya ada di 1.870 dollar. Sementara itu harga akan menghadapi support pada posisi 1.618 dollar dan 1.600 dollar.