Senin, 19 Januari 2015

Harga Emas LLG Melesat ke Level Tertinggi 5 Bulan


SGB LAMPUNG - Harga emas LLG pada penutupan perdagangan pekan lalu, 12-16 Januari 2015, terpantau ditutup dengan mengalami penguatan signifikan secara agregat sepekan. Penguatan harga emas LLG sepanjang perdagangan pekan lalu didorong oleh kebijakan kejutan dari Bank Nasional Swiss pada 15 Januari lalu.
Pergerakan harga emas LLG pada perdagangan pekan lalu terpantau berada dalam trend cenderung bullish kuat. Dari total 5 hari perdagangan sepanjang pekan lalu, harga emas 3 kali ditutup dengan mengalami penguatan dan 2 kali melemah. Adapun dari total 5 hari perdagangan tersebut, harga emas sempat menyentuh level terendah pada $1.217,65 dan tertinggi pada $1.282,10.
Secara fundamental, pada hari pertama di perdagangan pekan lalu, pergerakan harga emas masih terpengaruh oleh rilis data non farm payroll Amerika Serikat. Rilis data NFP yang berada di level terburuk dalam 8 tahun terakhir, terlalu kuat untuk diacuhkan sebagai penggerak harga emas. Seiring hal tersebut, harga emas masih menguat tajam di awal pekan.
Namun, setelah terangkat oleh data tenaga kerja AS terhitung sejak akhir pekan sebelumnya, harga emas justru mengakhiri trend bullish di pekan lalu akibat data pembukan lapangan keerja di AS. Data JOLTs job openings menjadi landasan hal tersebut. Rilis data yang melaporkan peningkatan dari level 4,83 juta ke 4,97 pada Selasa pekan lalu mengindikasikan kondisi positif pada sektor tenaga kerja AS sehingga memicu harga emas merosot.
Pelemahan harga emas pun masih berlanjut pada perdagangan selanjutnya, meski secara fundamental mendapatkan dorongan dari data retails sales AS. Rilis data retail sales AS yang menunjukan perlambatan dari level 4,7% ke 3,2% sempat memberikan dorongan penguatan pada harga emas. Namun gagal tertembusnya resistance pada perdagangan hari tersebut, mendorong aksi jual yang menguat jelang penutupan. Akibat hal tersebut, investor pun menarik profit dan mendorong harga emas terus jatuh.
Setelah 2 hari beruntun mengalami pelemahan cukup tajam di awal hingga pertengahan pekan lalu, harga emas akhirnya mendapat dorongan fundamental kuat untuk menutup pekan dengan penguatan signifikan. Kebijakan kejutan dari Bank Nasional Swiss menjadi landasan kuat penguatan harga emas tersebut hingga akhir pekan lalu. Adapun hal tersebut dipicu oleh penghapusan batas pergerakan nilai Franc Swiss dan juga kebijakan suku bunga Bank Nasional Swiss yang memicu aksi beli terhadap safe haven terangkat menguat. Semakin diperkuat oleh rilis dta initial jobless claims AS yang naik dari 294.000 ke 316.000 maka pengaruh kebijakan Bank Nasional Swiss tersebut pun kokoh melesatkan harga emas hingga ke level tertinggi sejak pertangahan Agustus 2014.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, harga emas LLG terpantau ditutup dengan mengalami penguatan signifikan secara agregat sepekan. Harga emas LLG pada penutupan perdagangan pekan lalu ditutup naik hingga 4,48% dalam sepekan ke tingkat harga $1.275,60/t oz atau menguat $54,70/t oz.
Sementara pada penutupan perdagangan emas berjangka di bursa Comex pekan lalu, harga emas berjangka juga ditutup menguat signifikan secara agregat sepekan. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Februari 2015 pada perdagangan pekan lalu secara agregat sepekan naik 5% ke tingkat harga $1.216,1/t oz atau menguat $60,8/t oz.
Harga emas akan cenderung melenah pada perdagangan pekan ini. Hal tersebut dilandasi oleh ekspektasi rentetan data positif dari data sektor perumahan AS. Namun pergerakan berpotensi mendapatkan dorongan penguatan dari data GDP Tiongkok yang akan rilis pada pekan ini dan dalam ekspektasi negatif. selain itu, kebijakan penetapan suku bunga oleh ECB pada pekan ini juga akan menjadi perhatian kuat terkait potensi upaya menanggapi kebijakan Bank Nasional Swiss. Sementara untuk perkiraan pergerakan harga emas dalam sepekan, harga diperkirakan akan bergerak di kisaran $1.200-$1.345.

Melemah Terus, Euro Tenggelam Ke Level Terburuk dalam 11 Tahun Terakhir


SGB LAMPUNG - Euro pada perdagangan minggu kemarin ( 12 – 17 Januari ) secara umum terpantau menunjukkan tren melemah terhadap Dollar AS. Perdagangan pasangan mata uang EUR/USD ini setelah dibuka pada kisaran 1.1868 di awal minggu perdagangan telah turun sekitar -301 pips atau sekitar -2.53 % dan ditutup pada kisaran 1.1566.
Melemahnya mata uang Euro pada minggu ini terkait dengan laporan dari kantor statistik Jerman – Destatis, kepada publik bahwa kinerja perdagangan besar di pasar domestik negara ini mengalami pelemahan.
Perkembangan itu ditunjukkan dengan penurunan pada indikator fundamental ekonomi German WPI m/m yang melemah ke angka -0.01% dari nilai periode lalu yaitu – 0.7%. Laporan negatif tersebut menunjukkan kinerja yang lebih buruk dari harapan sejumlah ekonom, yang memperkirakan akan dapat naik ke angka 0.2%.
Pada perdagangan pada minggu ini ( 19 – 24 Januari ), range normal perdagangan EUR/USD mingguan diperkirakan akan memiliki level support pada kisaran 1.1393 lalu kemudian di 1.1221. Sedangkan level resistance pada kisaran 1.1804 kemudian pada 1.2042.
Pergerakan pasangan mata uang ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh beberapa rilis data ekonomi yang diantaranya adalah : German ZEW Economic Sentiment dan Minimum Bid Rate.

Ringkasan Kalender Forex Minggu Lalu


SGB LAMPUNG - Kita perlu melihat pada event-event utama yang menggerakkan pasar minggu yang lalu supaya bisa mengikuti perkembangan kenaikan atau penurunan yang terjadi dari indikator utama yang ada dalam kalender forex dan memiliki pandangan kedepan.

Berikut ini adalah ringkasan event-event utama yang menggerakkan pasar minggu yang lalu:

Swiss National Bank mencuri perhatian ketika menghapuskan batas bawah 1.20 dari EUR/CHF setelah lebih dari 3 tahun. Hal ini bukan saja membuat terjadinya lompatan dua kali lipat dari Swiss Franc tetapi juga membuat Euro tersandung sehingga kehilangan posisi tawarnya dan cukup membuat rugi para broker forex. Event yang besar ini akan memiliki implikasi yang panjang terhadap euro, dolar AS dan Swiss Franc dan cara bagaimana para broker memanage resiko mereka. Amerika Serikat kurang bagus: kejutan kejatuhan 0.9% di penjualan ritel membukukan penuruna terbesar dalam 11 bulan. Hal ini berkontradiksi dengan lompatan dalam keyakinan konsumen. Di sektor manufaktur indeks Philly Fed turun menjadi 6.3 poin, sementara Empire State mengatasi perkiraan. Klaim pengangguran mengecewakan sementara JOLTS job opening bagus. Pounsterling dan Kiwi menunjukkan stabilitas sementara Aussie menikmati angka employment yang positip dan Loonie naik-turun ditengah-tengah.

Hal-hal yang yang terjadi pada minggu lalu :

1. CPI Inggris muncul di 0.5%, lebih rendah dari sebelumnya di 1.0% dan juga lebih rendah dari yang diperkirakan sebesar 0.7%.
2. Employment Change Australia sebesar 37.400 lebih rendah dari sebelumnya di 45.000.
3. CB Leading Index Inggris sama dengan yang diperkirakan di – 0.3%.
4. Industrial Production Eropa dari bulan ke bulan muncul di 0.2%, lebih tinggi dari yang diperkirakan sebesar 0.0%, namun masih lebih rendah dari sebelumnya 0.3%.
5. Philly Fed Manufacturing Index turun jauh ke 6.3 dibandingkan dengan sebelumnya 24.5 dan diperkirakan 20.3.
6. Unemployment Claim AS naik menjadi 316.000, lebih tinggi dari sebelumnya 297.000 dan dari yang diperkirakan 299.000.
7. Libor Rate Swiss turun menjadi -0.75% dari sebelumnya -0.25%.
8. Preliminary UoM Consumer Sentimen AS naik menjadi 98.2 dari sebelumnya 93.6 dan diperkirakan 94.2.
9. CPI AS turun sedikit ke -0.4% dari sebelumnya dan yang diperkirakan -0.3%.
10. CPI Final zona euro sama dengan sebelumnya dan yang diperkirakan sebesar -0.2%.
11. Penjualan ritel Swiss turun ke -1.2% dari sebelumnya 0.6% dan diperkirakan naik menjadi 1.1%.  

Jumat, 16 Januari 2015

Bursa Jepang Dibuka Anjlok Tajam Terpukul Maraknya Sentimen Negatif


SGB LAMPUNG - Bursa saham Jepang pada perdagangan Jumat pagi kembali hadapi tekanan jual yang luar biasa tajam (16/1). Bursa-bursa di kawasan Asia dibuka anjlok setelah bursa Wall Street berakhir terpukul menyusul laporan keuangan perbankan yang mengecewakan dan harga minyak mentah global yang terus mengalami pelemahan.
Bursa saham Amerika Serikat di akhir perdagangan dini hari tadi ditutup dengan membukukan penurunan untuk lima sesi berturut-turut. Indeks S&P 500 ditutup turun di bawah 2000 poin untuk pertama kalinya dalam satu bulan belakangan. Indeks Nasdaq bahkan mengalami penurunan sebesar 1.5 persen.
Indeks spot Nikkei pagi ini mengalami penurunan tajam. Rebound yen yang saat ini berada di level 116 per dollar juga memperkuat sentimen negatif di bursa saham Jepang. Nikkei terpantau melemah sebesar 345.00 poin atau 2.02 persen menjadi 16763.70 poin.
Indeks Nikkei 225 berjangka pagi ini tampak mengalami pembukaan di posisi 16775. Indeks berjangka Nikkei dibuka dengan membukukan penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 80 poin dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Saham-saham eksportir kembali terpukul mundur pagi ini akibat kenaikan yen. Sony anjlok sebesar 4 persen. Nissan dan Suzuki Motor masing-masing mengalami penurunan nyaris sebesar 3 persen.
Saham-saham minyak juga terkena aksi jual. JX holdings dan Showa Shell masing-masing mengalami penurunan nyaris sebesar 2 persen.
Pergerakan indeks berjangka di bursa saham pada perdagangan hari ini akan mengalami pergerakan yang melemah seiring dengan tertekannya sentiment pasar saham Asia. Kenaikan yen juga menjadikan bursa saham Jepang penuh tekanan.