Jumat, 02 Januari 2015

Harga Minyak Mentah Dunia dari Masa Ke Masa

Harga Minyak Mentah Dunia dari Masa Ke Masa 
SGB LAMPUNG - Dalam beberapa bulan terakhir di 2014, harga minyak mentah dunia memang terlihat terus anjlok. Bahkan dalam perdagangan terakhir 2014 harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencapai USD53,27 per barel, sementara Brent di angka USD57,33 per barel.
Lalu bagaimana dengan perubahan harga minyak mentah dunia dari tahun ke tahun? Melansir dari inflationdata.com, harga minyak dunia setelah disesuaikan dengan inflasi dari era reformasi hingga hari ini.
Pada 1998 harga minyak dunia tercatat USD17,26 per barel, kemudian pada 1999 naik menjadi USD23,42 per barel. Lantas pada 2000, harga minyak naik ke USD37,55 per barel, lalu turun di 2001 menjadi USD30,69 per barel.
Kemudian pada 2002, harganya kembali menurun menjadi USD29,92 per barel, dan pada 2003 kembali naik menjadi USD35,55 per barel. Harga minyak kembali mengalami kenaikan pada 2004 menjadi USD47,05 per barel.
Minyak mentah terus mengalami kenaikan harga di tahun 2005 menjadi USD60,45 per barel, dan USD68,28 per barel di 2006. Kemudian di 2007, harga minyak mentah kembali menguat menjadi USD72,99 per barel.
Harga minyak mentah menyentuh level tertingginya yakni USD 100,01 per barel pada 2008. Namun, krisis di 2009 menghantam minyak mentah hingga mengalami penurunan ke angka USD58 per barel.
Minyak mentah kembali naik harga pada 2010 sebesar USD77,11 per barel, dan pada 2011 kembali naik ke USD91,39 per barel. Namun, pada 2012 minyak mentah turun menjadi USD88,95 per barel.
Sedangkan di 2013, harga minyak mentah berhasil naik ke USD 92,41 per barel. Sedangkan hingga November 2014, rata-rata harga minyak mentah dunia berada di kisaran seharga USD89,08 per barel.

2015, Tahun Ujian Perangkat Wearable

 
SGB LAMPUNG - Tahun 2014 telah telah menjadi tahunnya tren perangkat yang dapat dipakai(wearable). Berbagai perusahaan teknologi dunia saling berlomba menghadirkan produk andalannya. 

Mulai dari pemain awal seperti Fitbit, Jawbone hingga pemain besar Apple, Google, Microsoft, Intel, Qualcomm telah menginvestasikan sumber daya untuk mengembangkan penawaran terbaik pada produk wearable-nya. 

Potensi perangkat wearable diprediksi bakal mencapai miliaran hingga triliunan dolar pada masa depan. Perusahaan perbankan investasi dan manajemen dunia asal Swiss, Credit Suisse memperkirakan pasar perangkat kategori anyar ini bisa menjadi US$50 miliar dalam lima tahun lagi, sementara bank investasi dan broker retail dunia, Morgan Stanley mengklaim pasarwearable bisa mencapai US$1,6 triliun. 

Namun, tampaknya 'masa bulan madu' perangkat wearable terancam. Sebab kategori perangkat baru ini memiliki kelemahan utama. 

Melansri TechCrunch, Rabu 31 Desember 2014, sinyal ancaman itu ditunjukkan oleh pengakuan pemilik wearable, yang rata-rata berhenti memakai produk itu hanya dalam 6 bulan saja. 

Alasannya, dilaporkan pertimbangan harga dan kelemahan desain estetika produk. Wearablejuga dianggap tak sepintar seperti yang dikampanyekan para vendor teknologi. 

Perangkat wearable memang hadir dengan nilai kebaruan yang ditawarkan kepada konsumen. Perangkat ini misalnya mampu melacak langkah kaki pengguna dalam sehari, membantu mengatur pola tidur sampai menghitung detak jantung pengguna. Tapi fungsinya sebatas pengukuran itu saja. 

Konsumen dipandang tak ingin membuang-buang data dan mereka menginginkan ada tindak lanjut dari pengukuran melalui fitur tersebut. Hal inilah yang dilihat sebagai salah satu kelemahanwearable. 
Mengingat potensi pasar di masa depan, perangkat wearable bisa bangkit, tergantung sejauh mana inovasi perangkat keras, perangkat lunak serta jaringan perangkat yang masuk akal. Pesan singkatnya, wearable harus memperluas fungsi dari memasok informasi menjadi bagaimana layanan data bisa ditindaklanjuti untuk pendalaman kesehatan pengguna. 

Untuk mencapai skema itu, bukan tak mungkin bagi perangkat wearable. Sebab saat ini ekosistem platform, serta aplikasi pemprograman antarmuka (API) sudah mulai terbentuk. Jadi bola kini berada di tangan vendor teknologi wearable, perusahaan tinggal memanfaatkan moda ekosistem itu agar bisa menghasikan inovasi wearable yang mampu mendukung kesehatan pengguna jadi lebih baik.

Harga BBM Turun, Pengusaha SPBU Minta Ganti Rugi

 
SGB LAMPUNG - Pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tampaknya harus sabar menunggu mengenai kejelasan tentang ganti rugi atas diberlakukannya harga baru pada bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 1 Januari 2015, yang lebih rendah dari harga beli. 
PT Pertamina (Persero) masih menantikan aturan dari pusat tentang ganti rugi yang mungkin diberikan kepada pengusaha SPBU. 

Untuk itu, Pertamina Malang akan melakukan pengecekan terkait kosongnya stok pertamax dan pertamax plus di sejumlah SPBU di wilayah tersebut.

Asisten Manager External Marketing Operation Pertamina Region V, Heppy Wulansari, menyatakan penerapan harga baru premium sebesar Rp7.600 per liter, resmi diterapkan di Jawa Timur dan Malang mengikuti aturan dari pemerintah pusat.
Menurutnya, harga ini akan berubah-ubah mengikuti harga minyak dunia, lantaran tidak lagi mendapatkan subsidi tetap dari pemerintah. 

"Sesuai kebijakan pemerintah, sudah berlaku per 1 Januari 2015. Karena tidak lagi disubsidi, akan mengalami perubahan harga secara periodik seperti BBM non subsidi," kata Heppy, Kamis 1 Januari 2015.

Namun, dia mengaku, belum menerima petunjuk tentang pembayaran ganti rugi atas selisih harga yang ditanggung oleh pengusaha SPBU akibat penurunan harga sebesar Rp900 per liter untuk BBM jenis premium. Pertamina Malang belum berani mengambil sikap apa pun, meski SPBU sudah berubah harga sejak semalam.

Terkait hal tersebut, dia menyampaikan, masih dievaluasi di pusat karena kebijakan perubahan harga dan mekanisme penetapan harga ini baru diterima oleh pihaknya kemarin.

Begitu pun tentang fenomena kosongnya stok pertamax dan pertamax plus di sejumlah SPBU di Malang. "Kami akan melakukan pemeriksaan kepada sejumlah SPBU di Malang. Kekosongan stok pertamax dan pertamax plus tidak disebabkan kelangkaan stok," terangnya.

Menurut dia, memang sebelumnya ada SPBU agak melawan untuk meminta penebusan, karena harga mau turun. "Tetapi, jika memang sampai kosong, tetap kami akan minta melakukan penebusan," tambahnya.

Dollar AS Beri Pukulan, Harga Emas LLG di Zona Merah


SGB LAMPUNG - Harga emas LLG pada penutupan perdagangan Rabu 31 Desember 2014 terpantau ditutup dengan mengalami pelemahan signifikan. Pelemahan harga emas LLG pada penutupan perdagangan akhir tahun tersebut dipicu oleh pergerakan nilai Dollar AS.
Pergerakan nilai Dollar AS yang menutup tahun dengan positif kembali menjadi momok terhadap harga emas. Aksi beli terhadap emas yang menurun akibat penguatan Dollar AS tersebut mendorong harga emas untuk menutup perdagangan terakhir tahun 2014 dengan pelemahan. Adapun penguatan nilai Dollar AS yang cenderung bullish pada pertengahan akhir tahun 2014 sebelumnya juga telah menjadi faktor kuat anjloknya harga emas.
Selain faktor pergerakan nilai Dollar AS, harga emas juga mengalami tekanan dari penguatan bursa saham di kawasan Eropa. Bursa saham di Eropa yang berhasil bangkit pasca pelemahan tajam menanggapi konflik Rusia dan kisruh politik Yunani, membuat aksi beli dari kawasan Eropa terdorong menurun Rabu lalu.
Pada penutupan perdagangan Rabu 31 Desember 2014, harga emas LLG terpantau ditutup melemah. Harga emas LLG pada perdagangan akhir tahun 2014 lalu ditutup turun 1,03% ke tingkat harga $1.188,05/t oz atau melemah $12,35/t oz.
Sementara pada penutupan perdagangan emas berjangka di bursa Comex akhir tahun lalu, harga emas berjangka juga ditutup melemah. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Februari 2015 ditutup turun 1,36% ke tingkat harga $1.184,1/t oz atau melemah $16,3/t oz.
Harga emas akan cenderung menguat pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh ekspektasi negatif pada data ISM maunfacturing Amerika Serikat yang akan rilis hari ini. Terkait pergerakan harga, diprediksi harga akan cenderung menguat untuk mencoba menembus level $1.197,20 dengan potensi lanjutan ke $1.209,70. Sebaliknya apabila terjadi pelemahan, harga akan mencoba menembus level $1.180,60 dengan potensi lanjutan ke $1.170,50.