Selasa, 19 November 2013

Sejalan dengan perak dan paladium, emas turun ditengah reli ekuitas

New York, 18/11 (Bloomberg) – Emas berjangka catat kejatuhan paling dalam di seminggu terakhir ditengah reli ekuitas global yang memangkas permintaan untuk logam mulia sebagai investasi alternatif. Perak merosot ke level terendah tiga bulan dan paladium ditutup pada penurunan terbesar dalam enam minggu terakhir.

Index ekuitas MSCI All- Country World naik ke level tertinggi sejak Januari 2008. Investor menunggu rincian dari pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan diterbitkan pada 20 November. Janet Yellen, calon pengganti Ben S. Bernanke sebagai ketua Federal Reserve telah mengisyaratkan bahwa ia akan meneruskan rekor stimulus sampai ekonomi AS lebih kuat. "Uang terbang menuju ekuitas," kata Michael Smith, presiden dari T & K Futures & Options di Port St Lucie, Florida. "Juga, orang menginginkan informasi lebih lanjut tentang apa yang para pejabat Fed lainnya pikir tentang tapering."

Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 1,2 persen untuk diselesaikan pada level di $ 1,272.30 per ounce pukul 1:56 di Comex, New York, penurunan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 8 November. Logam ini telah merosot sebesar 24 persen sejak awal tahun.

Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News pada 8 November lalu memperkirakan bahwa Fed mungkin akan menunda penurunan pembelian obligasi sampai Maret tahun depan.

Posisi net-long pada emas merosot 37 persen menjadi 55.456 futures dan options di Comex dalam pekan yang berakhir 12 November, berdasarkan data dari US Commodity Futures Trading Commission, penurunan terbesar sejak Februari. Taruhan short (jual) naik ke 54.143, tertinggi sejak pertengahan Agustus.

Perak berjangka untuk pengiriman Desember turun 1,8 persen menjadi $ 20,357 per ounce . Sebelumnya, harga menyentuh $ 20,29, terendah sejak 9 Agustus. Di New York Mercantile Exchange, paladium untuk pengiriman Desember juga melemah 2,2 persen menjadi $ 716,75 per ounce, penurunan terbesar sejak 3 Oktober. (brc)

Senin, 18 November 2013

ULASAN TEKNIKAL


Tuah Yellen Masih DukungWall Street Positif

INILAH.COM, New York - Dukungan calon Gubernur The Fed, Janet Yellen terhadap stimulus moneter telah mengamankan bursa saham AS di area positif pada Jumat.

Indeks S&P menguat 0,4% menjadi 1.798,18, indeks Dow Jones mendapatkan 0,5%ke 15.961,70. Sedangkan indeks Nasdaq naik 0,3% ke 3.985,97.

Investor juga merespon data produksi manufaktur yang terkena dampak shutdown pemerintah AS awal Oktober lalu. Indeks sempat tertekan dengan eksor AS bulan Oktober yang ternyata turun. Sementara biaya impor turun akibat penurunan hargaminyak.

Harga ekspor turun 0,5% persen pada bulan Oktober. Sedangkan hasil survei produksi manufaktur New York turun 2,2 pada bulan November. Untuk produksi manufaktur turun 0,1 persen pada bulan Oktober.

Bursa saham AS kembali menunjukkan performa positif, Jumat, dan pada sesi ini baik indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average sama-sama mencatat rekor penutupan baru. Investor merrespon dukungan Wakil Gubernur The Fed, Janet Yellen dalam rapat nominasi Gubernur Fed menggantikan Ben Bernanke Januari 2014 mendatang. Yellen mengharapkan pemerintah AS tidak mengurangi stimulus moneter senilai US$85 miliar per bulan.

Janet Yellen menngingatkan dampak negatif apabila mengurangi stimulus moneter Fed senilai US$85 miliar per bulan. Janet Yellen mengatakan bank sentral AS harus tetap mendukung ekonomi AS dengan stimulus. Dengan tingkat pengangguran sebesar 7,3 persen di bulan Oktober masih terlalu tinggi. Kondisi ini mencerminkan ekonomi AS belum mampu menyerap para pencari pekerjaan.

Bursa Tokyo berakhir pada level tertinggi enam bulan

Tokyo, AFP (15/11) – Bursa Tokyo meningkat 1.95 persen hari Jumat ke level penutupan tertinggi sejak enam bulan terakhir, terdorong oleh pelemahan yen dan harapan bahwa the Fed AS akan tetap pertahankan kebijakan uang mudah (stimulus moneter).

Indeks acuan Nikkei 225 tambah 289.51 poin ke posisi 15,165.92, penyelesaian terbaik sejak menyentuh tertinggi lima tahun di akhir Mei lalu. Sementara itu, indeks Topix dari seluruh saham bagian pertama naik 1.68 persen atau 50.49 poin ke level 1,239.04.

Sentimen investor meningkat setelah calon ketua the Fed, Janet Yellen mengisyaratkan bahwa bank sentral AS tidak akan memulai penarikan stimulus dalam waktu dekat karena pertumbuhan ekonomi yang masih kecil dan pengangguran masih terlalu tinggi.

"Pandangan pasar kini berubah," ungkap Toshihiko Matsuno, strategist dari SMBC Friend Securities.

Sugesti bahwa kebijakan uang mudah tetap akan menopang ekonomi secara teori menjadi faktor negatif untuk dollar, tambahnya.

Sekedar catatan, Nikkei telah gain sebesar 7.7 persen atau lebih dari 1000 poin selama sepekan terakhir. Index acuan tersebut mengentuh di atas level 15000 pada akhir Mei lalu. (brc)