SGB LAMPUNG - Harga minyak mentah ditutup naik tajam pada akhir perdagangan Rabu, setelah Federal Reserve AS menetapkan suku bunga tidak berubah.
Federal Reserves AS mengeluarkan pernyataan dovish Kamis dinihari tadi, yang memangkas perkiraan jumlah kenaikan suku bunga tahun 2016 dan 2017. Jika pada pertemuan bulan Desember The Fed AS memproyeksikan empat kenaikan suku bunga pada tahun 2016, maka pada perkiraan baru yang dirilis dinihari tadi, jumlah tersebut dipangkas menjadi dua. Pejabat Fed juga memangkas harapan mereka untuk pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Tingkat suku bunga saat ini adalah 0,25 hingga 0,5 persen, dan pejabat Fed memperkirakan pada bulan Desember tingkat suku bunga atas meningkat menjadi 1,4 persen pada akhir tahun ini. Dengan proyeksi baru, FOMC saat ini menyatakan kenaikan tingkat suku bunga hanya 0,9 persen pada tahun 2016 dan kenaikan 1,9 persen pada akhir 2017, yang mencerminkan pemotongan setengah persentase poin.
Harga minyak mentah berjangka AS, berakhir di $ 38,46 per barel, naik 5,8 persen, atau $ 2.12. Harga minyak mentah AS naik 3,9 persen lebih tinggi 10 menit sebelum rilis pernyataan The Fed.
Harga minyak mentah berjangka Brent juga memperpanjang kenaikan, diperdagangkan pada $ 40,26 per barel, naik 3,92 persen. Sebelum pengumuman, minyak mentah Brent naik 2,89 persen lebih tinggi, di $ 39,86.
Sebelumnya, harga minyak naik karena persediaan minyak mentah AS tumbuh kurang dari setengah tingkat yang diharapkan, sementara produsen minyak utama mempersiapkan pertemuan di Qatar bulan depan untuk rencana pembekuan produksi.
Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat naik sebesar 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir Maret 11 menjadi 523,2 miliar, mencapai rekor tertinggi selama seminggu kelima berturut, data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan. Analis yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan kenaikan 3,4 juta barel.
Harga minyak sudah naik sekitar 3 persen pada awal perdagangan didorong data EIA, sebelum memantapkan menjelang pengumuman Fed.
Sebelumnya pada hari itu, menteri minyak Qatar Mohammed Bin Saleh Al-Sada mengatakan produsen dari dalam dan luar Organisasi Negara Pengekspor Minyak akan bertemu di Doha pada 17 April untuk membahas rencana pembekuan produksi.
Sekitar 15 produsen OPEC dan non-OPEC, terhitung sekitar 73 persen dari produksi minyak dunia, mendukung inisiatif pembekuan produksi, kata menteri Qatar dalam sebuah pernyataan. Produsen terbesar OPEC Arab Saudi mendukung penuh pertemuan darurat tersebut.
Harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi mempertahankan penguatan dengan kebijakan dovish The Fed dan kemajuan rencana pembekuan produksi. Harga minyak diperkirakan akan menembus kisaran Resistance $ 39,00-$ 39,50, namun jika harga turun akan menembus kisaran Support $ 38,00-$ 37,50.
http://vibiznews.com/2016/03/17/harga-minyak-mentah-melonjak-setelah-pengumuman-kebijakan-the-fed/