Selasa, 25 Agustus 2015

Rupiah Melemah, BI Pertimbangkan Opsi “BCSA” Dengan Negara Tertentu


SGB LAMPUNG - Menanggapi tren pelemahan rupiah yang cenderung menguat bahkan hingga menyentuh Rp 14.000/Dollar AS kemarin, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo akhirnya angkat bicara. Tekanan terhadap BI untuk segera melakukan aksi yang sekiranya dapat menopang rally rupiah sangat ditunggu-tunggu pelaku pasar, namun Gubernur BI ini mengatakan bahwa Indonesia tidak akan mengikuti cara bank sentral Tiongkok yang mendevaluasi mata uangnya, karena menurut Agus hal tersebut bukanlah salah satu cara terbaik bagi Indonesia.
Harus dipahami bahwa tren pelemahan mata uang di negara lain, memang belum tentu juga berhasil di Indonesia. Hal ini mengingat bahwa Indonesia juga masih tergantung pada ekspor dan impor primer. Kebijakan devaluasi dinilai Agus baru bisa diterapkan pada negara-negara yang berbasis ekonomi pengolahan produksi atau negara penghasil sumber daya alam beserta pengolahan turunannya. Sedangkan Indonesia saat ini masih memiliki rasio 50 berbanding 50 dalam hal produksi. Bahkan untuk kebutuhan primer, Indonesia masih bergantung pada sektor ekspor dan impor, karena sumber daya alam masih berupa mentahan yang diekspor.
Untuk diingat kembali, sebelumnya, Bank sentral Tiongkok (PBoC) mendevaluasi mata uang yuan sebesar hampir dua persen terhadap dolar AS, karena pihak berwenang mengatakan mereka berusaha untuk mendorong reformasi pasar. Langkah dramatis itu mengejutkan pasar dan menyebabkan gelombang penjualan di bursa saham AS dan Eropa, serta di banyak bursa komoditas. 
Sementara itu, Bank sentral Vietnam juga telah memutuskan memperlebar batas perdagangan untuk transaksi antar bank mata uang Vietnam dong terhadap dolar AS dari dua persen menjadi tiga persen. State Bank of Vietnam (SBV), bank sentral negara itu, juga mengumumkan menaikkan rata-rata nilai tukar antar bank sebesar satu persen, dari 21.673 dong per dolar AS menjadi 21.890 dong per dolar.
Meski nilai tukar rupiah sudah cukup terpuruk menjelang sisa tahun 2015 ini, Gubernur BI tersebut tetap menyampaikan bahwa kondisi perekonomian nasional saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan ketika terjadi krisis keuangan pada 1998 dan 2008. Berbeda dengan tahun itu, angka inflasi sekarang masih terkendali. Agus mengatakan bahwa cadangan devisa Tanah Air saat ini masih jauh lebih tinggi, volatilitas nilai tukar lebih terkendali, demikian juga dengan inflasi yang kala itu bisa melonjak hingga 60 persen, sekarang masih mengarah ke empat persen, di bawah 4,5 persen. Artinya, secara umum kondisi fundamental kita lebih baik.
BI sendiri tetap akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah. Mengenai kemungkinan BI menjalankan bilateral currency swap agreement (BCSA) dengan bank sentral negara lain dalam menahan keperkasaan dollar, Agus menyampaikan bahwa opsi itu mungkin diambil. Dengan BCSA ini, perdagangan dengan negara mitra tidak perlu menggunakan dollar AS, sehingga Indonesia dan negara kemitraan lainnya bisa berdagang dengan antara mata uang masing-masing negara. Sejauh ini Indonesia sedang aktif mendekati Tiongkok, Korea, dan Jepang dalam menjajaki kemungkinan BCSA terkait perdagangan.
http://vibiznews.com/2015/08/25/rupiah-melemah-bi-pertimbangkan-opsi-bcsa-dengan-negara-tertentu/

Wall Street Ditutup Anjlok, S&P500 Alami Penurunan Terburuk Dalam 17 Tahun

 
SGB LAMPUNG - Bursa saham Amerika ditutup masih melemah, indeks S & P 500 turun 3,9 persen menjadi 1,893.21 pada 04:00 di New York, dan ditutup 11 persen di bawah rekor Mei nya. Dow kehilangan 588,40 poin, atau 3,6 persen, ke 15,871.35, setelah meluncur sebanyak 6,6 persen. Nasdaq Composite Index melemah 3,8 persen ke level terendah sejak 27 Oktober.
Sekitar 14 miliar lembar saham diperdagangkan di bursa AS, tertinggi dalam lebih dari empat tahun terakhir dan nilai tertinggi kedua sepanjang sejarah wall street, demikian menurut Ana Avramovic, ahli strategi AS di Credit Suisse Group AG.
Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange naik 45 persen menjadi 40,74, setelah lonjakan 90 persen di awal perdagangan yang mengangkat indeks ke level paling tinggi sejak Januari 2009. Indeks yang dikenal sebagai VIX ditutup di level tertinggi dalam hampir empat tahun terakhir setelah naik lebih dari dua kali lipat minggu lalu.
Disepanjang bulan Agustus ini, indeks S & P 500 berada di trek terburuk dalam 17 tahun. Di hari Jumat lalu, anjlok terbesar sejak 2011, di tengah melemahnya data ekonomi Tiongkok.
Memburuknya pasar saham global mirip krisis yang melanda bursa saham dunia pada tahun 1998, ketika stres keuangan bergerak dari Asia ke Rusia yang menyebabkan S & P 500 turun 19 persen namun mampu pulih dalam bulan, demikian pernyataaan Laszlo Birinyi, presiden Birinyi Associates di Westport, Connecticut.
Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co jatuh setidaknya 5,2 persen, penurunan terbesar sejak Juni 2012.
Hanya enam saham di S & P 500 yang ditutup naik, dipimpin oleh AGL Resources Inc. Harga saham distributor gas alam ini melonjak 28 persen setelah setuju untuk diakuisisi sebesar $ 8 miliar dalam bentuk tunai oleh Southern Co., pemilik utilitas terbesar ketiga di AS. Namun harga saham Southern meluncur 4,9 persen.
http://vibiznews.com/2015/08/25/wall-street-ditutup-anjlok-sp500-alami-penurunan-terburuk-dalam-17-tahun/

Harga Emas Melemah 2 Sesi Berturut-turut Hingga Pagi Ini

 
SGB LAMPUNG - Pada penutupan perdagangan di pasar komoditas dini hari tadi harga emas spot LLG dan berjangka Comex membukukan penurunan yang signifikan (25/8). Harga logam mulia retreat setelah pada sesi perdagangan sebelumnya mencapai posisi paling tinggi dalam 6 minggu. Dollar yang menguat serta kekhawatiran turunnya permintaan akibat anjloknya ekonomi Tiongkok membuat harga komoditas ini kembali terperangkap dalam jerat penurunan.
Bursa saham global mengalami penurunan tajam mengikuti anjloknya bursa Tiongkok. Di akhir perdagangan kemarin bursa saham Negeri Tirai Bambu tersebut mengalami penurunan nyaris sebesar 9 persen. Sementara itu harga minyak mentah melempem ke level terendah dalam 6,5 tahun belakangan, menghapuskan kebutuhan untuk instrumen hedging terhadap inflasi.
Anjloknya harga emas juga dipengaruhi oleh anjloknya harga logam-logam lain. Terpantau harga tembaga mengalami penurunan hingga ke level terendah dalam 6 tahun belakangan. Paladium terpuruk di 3 tahun terendah dan harga perak anjlok ke posisi paling buncit sejak tanggal 6 Agustus lalu.
Harga emas spot LLG pada penutupan perdagangan Selasa dini hari tadi ditutup pada posisi 1.153,76 dollar per troy on. Harga emas spot LLG mengalami pelemahan yang lumayan yaitu sebesar 0,6 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level 1.159,10 dollar per troy ons. Harga sempat menguat mantap ke level 1.167,50 dollar per troy ons.
Harga emas berjangka Comex juga tampak mengalami pelemahan yang signifikan. Di akhir perdagangannya dini hari tadi harga emas Comex tersebut mengalami penurunan sebesar 0,5 persen menjadi 1.153,60 dollar per troy ons.
Pada sesi perdagangan di Asia pagi ini harga emas terpantau kembali berpotensi untuk mengalami penurunan. Harga emas pagi ini ditransaksikan pada posisi 1.153,25 dollar per troy ons.
Pergerakan harga emas spot LLG hari ini akan cenderung melemah di sesi Asia. Harga emas mulai menunjukkan potensi retreat teknikal akibat aksi ambil untung yang dilakukan oleh para investor.
Pada perdagangan hari hari ini harga emas berpotensi mengetes level resistance pada posisi 1.160  dollar per troy ons. Jika berhasil ditembus harga berpotensi melanjutkan kenaikan lagi ke posisi 1.168 dollar. Sedangkan jika terjadi pergerakan retreat harga akan mengetes level support pada posisi 1.150 dollar. Jika berhasil ditembus harga akan melanjutkan penurunan ke posisi 1.142 dollar.
http://vibiznews.com/2015/08/25/harga-emas-melemah-2-sesi-berturut-turut-hingga-pagi-ini/

Kamis, 06 Agustus 2015

Bursa Hongkong Kamis Pagi Mixed, Tertekan Minyak Dunia

 
SGB LAMPUNG - Indeks Hang Seng diawal perdagangan bursa saham Hongkong Kamis pagi (6/8) dibuka dalam kondisi yang mixed, dengan indeks Spot yang menguat terbatas namun berjangkanya negatif. Pergerakan bursa saham Hongkong tersebut masih dipengaruhi oleh anjloknya minyak dunia dengan mencapai harga terendah sejak Januari 2009.
Bursa saham Hongkog pagi ini masih diperkuat oleh saham Hengan International Group sebesar 1.48%, saham Belle International Holdings 2.88%, saham China Life Insurance 0.70%, saham Sino Land 1.51%, serta saham Lenovo Group sebesar 0.71%.
Pergerakan indeks Hang Seng pagi ini, tampak diperkuat sebesar 13.58 poin atau 0.06%, dengan menjadi 24.527,74 poin dari posisi penutupan sebelumnya pada 24.514,16 poin serta berhasil mencapai posisi tertinggi diperdagangan sebelumnya pada  24. 582,19 poin dan level terendah di 24.420,95 poin .
Berbeda dengan pergerakan indeks berjangka Hang Seng pagi ini, yang dibuka melemah sebesar 22 poin atau 0.09%, dengan menjadi 24.538 poin dari posisi penutupan diperdagangan sebelumnya pada 24.560 poin serta berhasil mencapai level tertinggi diperdagangan sebelumnya pada posisi 24.572 poin dan terendah sebelumnya pada 24.294 poin.  
Berdasarkan pada hasil penutupan diperdagangan sebelumnya, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng hari ini akan cenderung bergerak melemah dengan menembus support pertama pada 24.380 poin dengan MA5 atas BB10 daily, jika pergerakan indeks berhasil menembus support pertama maka diperkirakan akan mencoba menembus support kedua pada 24.242 poin dengan MA5 tengah BB10 daily.
Apabila pergerakan indeks berhasil melajutkan penguatan diperdagangan sebelumnya, maka diperkirakan akan mencoba menembus resistance pertama pada 24.560 poin dengan MA5 atas BB10 daily, jika pergerakan indeks berhasil menembus resistance pertama maka diperkirakan akan mencoba menembus resistance kedua pada 24.720 poin dengan MA5 atas BB10 daily
http://vibiznews.com/2015/08/06/bursa-hongkong-kamis-pagi-mixed-tertekan-minyak-dunia/