Senin, 15 Juli 2019

Solid Gold | Sejarah Kakbah Diberi Kiswah atau Tirai Hitam

Sejarah Kakbah Diberi Kiswah atau Tirai Hitam - Solid Gold

Solid Gold Lampung - Al Bait Al ‘Atiq, nama lain dari Kakbah yang berarti rumah yang bebas menjadi tempat yang dikunjungi oleh umat Islam dari seluruh penjuru dunia untuk ziarah tahunan yang dikenal sebagai istilah haji. Ini merupakan salah satu ibadah penting umat Islam.

Kakbah bagi umat Islam sangat penting. Oleh karena itu Kakbah diberi tirai hitam yang megah mengingat Kakbah merupakan tempat suci bagi umat Islam. Tirai itu dikenal sebagai kiswah.

Kiswah dibuat dari berbagai tempat sejak Kakbah dibangun. Terlepas dari faktor-faktor sosial dan ekonomi yang mungkin berperan dalam hal ini. Selama ini kiswah dianggap sebagai simbol penghormatan dan ketuhanan di Baitullah. Nama lain dari Kakbah yang berarti Rumah Allah. Semua adalah sebagai bentuk kedekatan dengan Tuhan.

Tirai pertama Kakbah

Dilansir dari situs About Islam, asal-usul tradisi kiswah memiliki dua versi dalam sejarah. Pertama, Nabi Ismail atau salah satu kakek Nabi Muhammad, Adnan, yang pertama kali menutupi Kakbah dengan tirai.

Tradisi menutupi Kakbah adalah tradisi kuno sejak Kakbah digunakan selama berabad-abad sebagai pusat keagamaan yang penting oleh lebih dari satu agama politeisme, yang semuanya kini telah lenyap dengan lahirnya Islam.

Awalnya tirai Kakbah dibawa dari mana-mana dengan berbagai warna dan jenis bahan. Menutupi Kakbah dianggap sebagai suatu kehormatan dan hak istimewa.

Dengan demikian ada banyak persaingan antara keluarga dan kelompok penting untuk menutup kabah dengan tirai. Bahkan Nabi Muhammad jadi penengah di antara mereka.

Suku-suku dari Teluk Arab serta bagian lain dari Timur Tengah bekerjasama untuk memastikan bahwa Kakbah tidak pernah terungkap. Berbagai bahan dari berbagai belahan dunia dibawa untuk menutupinya.

Selama masa Nabi Muhammad, kiswah terbuat dari kain dari Yaman kemudian diganti dan diperbarui dua kali setahun. Sebelum Ramadhan dan kemudian selama haji.

Kemudian selama masa pemerintahan Khalifah, menyediakan kiswah secara resmi dilakukan sebagai bagian dari kewajiban negara atau pemerintah.

Pada saat itu, Mesir yang orang-orangnya terkenal dengan tenunan rumit dan desainnya yang rumit dalam segala jenis bahan. Mesir juga salah satu negara yang bertanggung jawab dalam memasok kiswah.

Selama Kekaisaran Ottoman, sangat hati-hati dalam memilih penyulam dan penenun terbaik di Tinees, sebuah kota di Mesir yang terkenal dengan fasilitas dan keunggulan dalam desain.

Pada masa itu, Kiswah terbuat dari sutra hitam dengan berbagai desain dan bordir yang rumit. Kiswah tetap hitam sejak saat itu dan masih hitam sampai sekarang. Pada hari-hari awal, kiswah tidak pernah dilepas dari Kabah, yang baru hanya menutupi yang lama.

Pada tahun 160 Hijriah, Al-Mahdi Al-Abbasi memerintahkan agar kiswah dibatasi menjadi satu lapisan karena kekhawatiran bahwa lama-kelamaan kain itu akan merusak Kakbah.

Sejak saat itu, kiswah selalu satu lapisan yang diberikan sebagai hadiah yang dibungkus dalam kotak dan dibingkai dengan hati-hati. Ketika Raja Abdul Aziz memasuki Makkah pada 1343 Hijriah, ia menerima tanggung jawab penuh untuk Kabah, termasuk dalam hal menyediakan Kiswah.

Tiga bagian kiswah

Kiswah yang sebenarnya ada di tiga bagian utama: Sitaar (tirai) pintu Kabah, tirai lapisan dalam di dalam Kakbah, dan Hizam (sabuk) Kakbah.

Semua dibuat di Kakbah Kiswah Factory secara eksklusif dan khusus di mana tingkat produksi yang paling akurat dan terampil digunakan baik dalam bahan dari mana Kiswah dibuat atau bordir yang digunakan di atasnya.

Sitaar, tinggi 6,5 meter dan lebar 3,5 meter terbuat dari sutra hitam dengan lapisan sutra hijau tebal. Ayat-ayat dari Alquran tertulis di atasnya dan desain Islam secara jelas disulam di atasnya. Semuanya ditutupi dengan jarum perak yang dilapisi dengan emas.

Tirai yang melapisi bagian dalam Kakbah adalah tenunan tangan. Oleh karena itu, membutuhkan ketelitian dan keterampilan serta kesenian yang asli. Pembuatannya terdiri dari beberapa fase dimulai dengan pewarnaan sutra hijau.

Ayat dan desain digambar dan dicetak pada sutra hijau diikuti dengan pembordiran. Proses yang paling rumit dan terpanjang dalam proses pembuatan kiswah adalah sulaman, yang dijahit dengan warna putih di atas desain yang rumit dan ayat yang dicetak.

Sutra hijau kemudian disebar dan ditutupi di dinding bagian dalam Kakbah dan juga di langit-langitnya. Bagian lapisan dalam ini diganti setiap 3 hingga 5 tahun.

Bagian utama ketiga dari Kiswah adalah hizam atau sabuk Kakbah. Ini adalah karya seni yang sangat indah. Menempatkan dua pertiga jalan antara tanah dan puncak Kakbah, hizam memahkotai Kakbah dengan keindahan dan cahaya keemasan.

Hizam adalah ikat pinggang dari syair dan didesain Islami yang disulam dengan jarum perak tebal berlapis emas. Panjangnya 47 meter dan lebar 95 sentimeter. - Solid Gold

sumber : okezone

Baca Juga :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar