Senin, 11 Januari 2016

Harga Minyak Mentah Tertekan Kekenyangan Pasokan dan Lesunya Permintaan

 
SGB LAMPUNG - Harga minyak mentah berjangka AS ditutup turun pada penutupan perdagangan Sabtu dinihari (09/01), tertekan kelebihan pasokan global dan prospek permintaan yang suram.
ABN Amro memotong perkiraan Brent dan WTI tahun 2016 pada harga $ 50 per barel dari perkiraan sebelumnya masing-masing sebesar $ 65 dan $ 60.
Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro, mengatakan kepada Reuters Global Minyak Forum bahwa sangat sulit untuk memperkirakan posisi bawah harga minyak mentah.
“Sentimen masih sangat negatif dan posisi pendek masih pada tingkat yang berlebihan. Jadi, risiko penurunan masih tetap. Itu membuatnya juga sulit untuk menentukan waktu pemulihan yang diharapkan.”
Barclays memperkirakan permintaan minyak Tiongkok tumbuh 300.000 barel per hari (bph) pada tahun 2016, turun dari perkiraan 510.000 barel per hari tahun lalu. Tapi bank mengharapkan impor minyak mentah ke Tiongkok akan didorong oleh perbaikan persediaan dan kuota yang lebih tinggi untuk kilang minyak untuk mengimpor minyak mentah.
Selama tahun lalu, dunia telah memproduksi 1,5 juta barel per hari minyak lebih dari permintaan. OPEC dan Badan Energi Internasional memperkirakan pertumbuhan permintaan global akan melambat pada tahun 2016 menjadi sekitar 1,20 juta -1,25 juta per barel per hari dari yang sangat tinggi 1,8 juta barel per hari pada tahun 2015.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 0,33 persen, atau 11 sen, pada 33,16 dollar per barel, turun sekitar 10 persen untuk minggu ini. Sempat jatuh ke sesi rendah $ 32,64, setelah mencapai $ 32,10 per hari yang lalu, terendah sejak Desember 2013.
Harga minyak mentah Brent turun 24 sen ke 33,51 dollar per barel. Mencapai sesi rendah $ 32,78, setelah meluncur pada Kamis untuk $ 32,16, terendah sejak April 2004.
Selama empat hari terakhir, harga minyak mentah berjangka patokan global Brent dan West Texas Intermediate (WTI) AS meluncur tajam, mencapai posisi terendah 12-tahun, setelah jatuhnya pasar saham Tiongkok pekan ini mengguncang pasar global.
Dolar naik 0,5 persen setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data Non Farm Payroll lebih besar dari perkiraan 292.000 pada bulan Desember. Dolar yang lebih kuat membuat minyak kurang terjangkau bagi pemegang euro dan mata uang lainnya.
Harga minyak masih berpotensi mengalami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak mentah dunia. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Support $32,50-$32,00 per barel, dan kisaran Resistance $33,50-$34,00 per barel.
http://vibiznews.com/2016/01/11/harga-minyak-mentah-tertekan-kekenyangan-pasokan-dan-lesunya-permintaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar