Selasa, 25 Agustus 2015

Rupiah Melemah, BI Pertimbangkan Opsi “BCSA” Dengan Negara Tertentu


SGB LAMPUNG - Menanggapi tren pelemahan rupiah yang cenderung menguat bahkan hingga menyentuh Rp 14.000/Dollar AS kemarin, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo akhirnya angkat bicara. Tekanan terhadap BI untuk segera melakukan aksi yang sekiranya dapat menopang rally rupiah sangat ditunggu-tunggu pelaku pasar, namun Gubernur BI ini mengatakan bahwa Indonesia tidak akan mengikuti cara bank sentral Tiongkok yang mendevaluasi mata uangnya, karena menurut Agus hal tersebut bukanlah salah satu cara terbaik bagi Indonesia.
Harus dipahami bahwa tren pelemahan mata uang di negara lain, memang belum tentu juga berhasil di Indonesia. Hal ini mengingat bahwa Indonesia juga masih tergantung pada ekspor dan impor primer. Kebijakan devaluasi dinilai Agus baru bisa diterapkan pada negara-negara yang berbasis ekonomi pengolahan produksi atau negara penghasil sumber daya alam beserta pengolahan turunannya. Sedangkan Indonesia saat ini masih memiliki rasio 50 berbanding 50 dalam hal produksi. Bahkan untuk kebutuhan primer, Indonesia masih bergantung pada sektor ekspor dan impor, karena sumber daya alam masih berupa mentahan yang diekspor.
Untuk diingat kembali, sebelumnya, Bank sentral Tiongkok (PBoC) mendevaluasi mata uang yuan sebesar hampir dua persen terhadap dolar AS, karena pihak berwenang mengatakan mereka berusaha untuk mendorong reformasi pasar. Langkah dramatis itu mengejutkan pasar dan menyebabkan gelombang penjualan di bursa saham AS dan Eropa, serta di banyak bursa komoditas. 
Sementara itu, Bank sentral Vietnam juga telah memutuskan memperlebar batas perdagangan untuk transaksi antar bank mata uang Vietnam dong terhadap dolar AS dari dua persen menjadi tiga persen. State Bank of Vietnam (SBV), bank sentral negara itu, juga mengumumkan menaikkan rata-rata nilai tukar antar bank sebesar satu persen, dari 21.673 dong per dolar AS menjadi 21.890 dong per dolar.
Meski nilai tukar rupiah sudah cukup terpuruk menjelang sisa tahun 2015 ini, Gubernur BI tersebut tetap menyampaikan bahwa kondisi perekonomian nasional saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan ketika terjadi krisis keuangan pada 1998 dan 2008. Berbeda dengan tahun itu, angka inflasi sekarang masih terkendali. Agus mengatakan bahwa cadangan devisa Tanah Air saat ini masih jauh lebih tinggi, volatilitas nilai tukar lebih terkendali, demikian juga dengan inflasi yang kala itu bisa melonjak hingga 60 persen, sekarang masih mengarah ke empat persen, di bawah 4,5 persen. Artinya, secara umum kondisi fundamental kita lebih baik.
BI sendiri tetap akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah. Mengenai kemungkinan BI menjalankan bilateral currency swap agreement (BCSA) dengan bank sentral negara lain dalam menahan keperkasaan dollar, Agus menyampaikan bahwa opsi itu mungkin diambil. Dengan BCSA ini, perdagangan dengan negara mitra tidak perlu menggunakan dollar AS, sehingga Indonesia dan negara kemitraan lainnya bisa berdagang dengan antara mata uang masing-masing negara. Sejauh ini Indonesia sedang aktif mendekati Tiongkok, Korea, dan Jepang dalam menjajaki kemungkinan BCSA terkait perdagangan.
http://vibiznews.com/2015/08/25/rupiah-melemah-bi-pertimbangkan-opsi-bcsa-dengan-negara-tertentu/

Wall Street Ditutup Anjlok, S&P500 Alami Penurunan Terburuk Dalam 17 Tahun

 
SGB LAMPUNG - Bursa saham Amerika ditutup masih melemah, indeks S & P 500 turun 3,9 persen menjadi 1,893.21 pada 04:00 di New York, dan ditutup 11 persen di bawah rekor Mei nya. Dow kehilangan 588,40 poin, atau 3,6 persen, ke 15,871.35, setelah meluncur sebanyak 6,6 persen. Nasdaq Composite Index melemah 3,8 persen ke level terendah sejak 27 Oktober.
Sekitar 14 miliar lembar saham diperdagangkan di bursa AS, tertinggi dalam lebih dari empat tahun terakhir dan nilai tertinggi kedua sepanjang sejarah wall street, demikian menurut Ana Avramovic, ahli strategi AS di Credit Suisse Group AG.
Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange naik 45 persen menjadi 40,74, setelah lonjakan 90 persen di awal perdagangan yang mengangkat indeks ke level paling tinggi sejak Januari 2009. Indeks yang dikenal sebagai VIX ditutup di level tertinggi dalam hampir empat tahun terakhir setelah naik lebih dari dua kali lipat minggu lalu.
Disepanjang bulan Agustus ini, indeks S & P 500 berada di trek terburuk dalam 17 tahun. Di hari Jumat lalu, anjlok terbesar sejak 2011, di tengah melemahnya data ekonomi Tiongkok.
Memburuknya pasar saham global mirip krisis yang melanda bursa saham dunia pada tahun 1998, ketika stres keuangan bergerak dari Asia ke Rusia yang menyebabkan S & P 500 turun 19 persen namun mampu pulih dalam bulan, demikian pernyataaan Laszlo Birinyi, presiden Birinyi Associates di Westport, Connecticut.
Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co jatuh setidaknya 5,2 persen, penurunan terbesar sejak Juni 2012.
Hanya enam saham di S & P 500 yang ditutup naik, dipimpin oleh AGL Resources Inc. Harga saham distributor gas alam ini melonjak 28 persen setelah setuju untuk diakuisisi sebesar $ 8 miliar dalam bentuk tunai oleh Southern Co., pemilik utilitas terbesar ketiga di AS. Namun harga saham Southern meluncur 4,9 persen.
http://vibiznews.com/2015/08/25/wall-street-ditutup-anjlok-sp500-alami-penurunan-terburuk-dalam-17-tahun/

Harga Emas Melemah 2 Sesi Berturut-turut Hingga Pagi Ini

 
SGB LAMPUNG - Pada penutupan perdagangan di pasar komoditas dini hari tadi harga emas spot LLG dan berjangka Comex membukukan penurunan yang signifikan (25/8). Harga logam mulia retreat setelah pada sesi perdagangan sebelumnya mencapai posisi paling tinggi dalam 6 minggu. Dollar yang menguat serta kekhawatiran turunnya permintaan akibat anjloknya ekonomi Tiongkok membuat harga komoditas ini kembali terperangkap dalam jerat penurunan.
Bursa saham global mengalami penurunan tajam mengikuti anjloknya bursa Tiongkok. Di akhir perdagangan kemarin bursa saham Negeri Tirai Bambu tersebut mengalami penurunan nyaris sebesar 9 persen. Sementara itu harga minyak mentah melempem ke level terendah dalam 6,5 tahun belakangan, menghapuskan kebutuhan untuk instrumen hedging terhadap inflasi.
Anjloknya harga emas juga dipengaruhi oleh anjloknya harga logam-logam lain. Terpantau harga tembaga mengalami penurunan hingga ke level terendah dalam 6 tahun belakangan. Paladium terpuruk di 3 tahun terendah dan harga perak anjlok ke posisi paling buncit sejak tanggal 6 Agustus lalu.
Harga emas spot LLG pada penutupan perdagangan Selasa dini hari tadi ditutup pada posisi 1.153,76 dollar per troy on. Harga emas spot LLG mengalami pelemahan yang lumayan yaitu sebesar 0,6 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level 1.159,10 dollar per troy ons. Harga sempat menguat mantap ke level 1.167,50 dollar per troy ons.
Harga emas berjangka Comex juga tampak mengalami pelemahan yang signifikan. Di akhir perdagangannya dini hari tadi harga emas Comex tersebut mengalami penurunan sebesar 0,5 persen menjadi 1.153,60 dollar per troy ons.
Pada sesi perdagangan di Asia pagi ini harga emas terpantau kembali berpotensi untuk mengalami penurunan. Harga emas pagi ini ditransaksikan pada posisi 1.153,25 dollar per troy ons.
Pergerakan harga emas spot LLG hari ini akan cenderung melemah di sesi Asia. Harga emas mulai menunjukkan potensi retreat teknikal akibat aksi ambil untung yang dilakukan oleh para investor.
Pada perdagangan hari hari ini harga emas berpotensi mengetes level resistance pada posisi 1.160  dollar per troy ons. Jika berhasil ditembus harga berpotensi melanjutkan kenaikan lagi ke posisi 1.168 dollar. Sedangkan jika terjadi pergerakan retreat harga akan mengetes level support pada posisi 1.150 dollar. Jika berhasil ditembus harga akan melanjutkan penurunan ke posisi 1.142 dollar.
http://vibiznews.com/2015/08/25/harga-emas-melemah-2-sesi-berturut-turut-hingga-pagi-ini/

Kamis, 06 Agustus 2015

Bursa Hongkong Kamis Pagi Mixed, Tertekan Minyak Dunia

 
SGB LAMPUNG - Indeks Hang Seng diawal perdagangan bursa saham Hongkong Kamis pagi (6/8) dibuka dalam kondisi yang mixed, dengan indeks Spot yang menguat terbatas namun berjangkanya negatif. Pergerakan bursa saham Hongkong tersebut masih dipengaruhi oleh anjloknya minyak dunia dengan mencapai harga terendah sejak Januari 2009.
Bursa saham Hongkog pagi ini masih diperkuat oleh saham Hengan International Group sebesar 1.48%, saham Belle International Holdings 2.88%, saham China Life Insurance 0.70%, saham Sino Land 1.51%, serta saham Lenovo Group sebesar 0.71%.
Pergerakan indeks Hang Seng pagi ini, tampak diperkuat sebesar 13.58 poin atau 0.06%, dengan menjadi 24.527,74 poin dari posisi penutupan sebelumnya pada 24.514,16 poin serta berhasil mencapai posisi tertinggi diperdagangan sebelumnya pada  24. 582,19 poin dan level terendah di 24.420,95 poin .
Berbeda dengan pergerakan indeks berjangka Hang Seng pagi ini, yang dibuka melemah sebesar 22 poin atau 0.09%, dengan menjadi 24.538 poin dari posisi penutupan diperdagangan sebelumnya pada 24.560 poin serta berhasil mencapai level tertinggi diperdagangan sebelumnya pada posisi 24.572 poin dan terendah sebelumnya pada 24.294 poin.  
Berdasarkan pada hasil penutupan diperdagangan sebelumnya, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng hari ini akan cenderung bergerak melemah dengan menembus support pertama pada 24.380 poin dengan MA5 atas BB10 daily, jika pergerakan indeks berhasil menembus support pertama maka diperkirakan akan mencoba menembus support kedua pada 24.242 poin dengan MA5 tengah BB10 daily.
Apabila pergerakan indeks berhasil melajutkan penguatan diperdagangan sebelumnya, maka diperkirakan akan mencoba menembus resistance pertama pada 24.560 poin dengan MA5 atas BB10 daily, jika pergerakan indeks berhasil menembus resistance pertama maka diperkirakan akan mencoba menembus resistance kedua pada 24.720 poin dengan MA5 atas BB10 daily
http://vibiznews.com/2015/08/06/bursa-hongkong-kamis-pagi-mixed-tertekan-minyak-dunia/

Harga Kopi Arabika ICE Naik, Akibat Musim Kering di Asia Tenggara

 
SGB LAMPUNG - Harga kopi arabika di bursa ICE Futures New York mengakhiri perdagangannya dini hari tadi dengan mengalami peningkatan yang cukup baik (6/8). Harga kopi arabika berjangka ICE bergerak naik untuk 2 sesi berturut-turut. Kabar kekeringan yang terjadi di kawasan penanaman kopi di Asia Tenggara berpotensi terjadi penurunan.
Kekeringan terjadi di sebagian kawasan penanaman kopi di Asia Tenggara. Saat ini memang di kawasan tersebut sedang mengalami musim kemarau. Indonesia dan Vietnam merupakan dua negara yang mengalami kekeringan.
Harga kopi arabika sendiri dalam jangka panjang masih berada dalam trend bearish kuat. Kokohnya sentiment negative muncul karena para pelaku pasar khawatir bahwa permintaan global akan mengalami penurunan.
Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga kopi arabika mengalami kenaikan yang signifikan. Harga kopi arabika untuk kontrak pengiriman bulan September yang merupakan kontrak paling aktif ditutup melejit sebesar 1,00 sen atau setara dengan 0,80 persen pada posisi 1,2590  dollar per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya masih kuat berada dalam pola melemah yang kuat. Berdasarkan indikator teknikal, untuk jangka menengah dan panjang harga komoditas ini masih berada dalam trend bearish.
Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level support kuat di posisi 1,2200 dollar dan 1,2000 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan akibat rebound ada pada posisi 1,2840 dollar dan 1,3000 dollar.
http://vibiznews.com/2015/08/06/harga-kopi-arabika-ice-naik-akibat-musim-kering-di-asia-tenggara/

Dollar Singapura Tiga Hari Anjlok, USDSGD 6 Agustus Potensi Koreksi

 
SGB LAMPUNG - Kurs Dollar Singapura terus-terusan dilemahkan oleh dollar AS hingga penutupan hari ketiga pekan ini (5/8) dan hampir mendekati posisi terlemah Februari 2015. Sentimen yang mengendarai pelemahan tersebut masih seputar isu kenaiakan suku bunga The Fed, dan data-data fundamental AS yang menjadi fokus pasar dari sektor tenaga keraja, neraca perdagangan dan indeks PMI. Terhadap Rupiah di pasar spot ditutup flat, namun nilai dollar Singapura hari Rabu turun berdasarkan transakasi antar bank di Indonesia menurut kurs BI.
Serangkaian data fundamental dari AS malam tadi mixed namun dollar AS tetap kuat dan. Data tersebut ditunjukan pada ADP Employment Change bulan Juli hanya mampu menyerap 185 ribu pekerjaan, turun dari bulan sebelumnya 237 ribu (direvisi turun menjadi 229 ribu), Balace of Trade defisitnya bertambah $ 2,9 miliar atau 7,1% dari $ 40,9 miliar pada bulan Mei menjadi defisit $ 43,8 miliar. 
Namun ISM Non-Manufacturing Index bulan Juli mencoba membalikan sentimen dengan menunjukan skor mengejutkan. Index ini naik pada skor 60.3 dan merupakan tertinggi sejak Agustus 2005 dari pembacaan sebelumnya di bulan Juni dengan skor 56.00. Respon dari sentimen data-data tersebut membuat pair USDSGD dini hari ditutup naik di harga 1.3838 dari pembukaan 1.3807 dengan capaian tinggi 1.3870. Saat ini (23:00:11 GMT) setelah pembukaan perdagangan hari Kamis bergulir di kisaran 1.3835.
Sementara itu SGDIDR dini hari tadi ditutup flat di harga 9767.67 dari pembukaan 9765.02. Penguuatan Rupiah sedikit renggang akibat laporan PDB kuartal kedua basis tahunan tumbuh lebih rendah menjadi 4.67% dari sebelumnya 4.72%. Sedangkan pada transaksi antar bank di Indonesia menurut kurs BI hari Rabu (5/8) kurs jual dollar Singapura berada di harga Rp9799.47 sedangkan kurs beli di harga Rp9695.77. Nilai dollar Singapura mengalami penurunan dari perdagangan kurs yang berlaku pada Selasa (4/8) dengan kurs Jual Rp9827.54 dan kurs beli di harga Rp9724.80.
Selanjutnya tidak ada arahan fundamental dari kawasan ekonomi Singapura hari ini (6/8) selain pelaporan cadangan devisa bulan Juli yang diperkirakan turun dari sebelumnya sebanyak SGD 341.1 triliun, begitu juga dari kawasan konmomi AS sehingga pergerakan USDSGD hari ini akan cenderung flat dan berpotensi turun oleh aksiprofit taking sebagai momentum koreksi setelah kenaikan tiga hari berturut-turut.
Secara teknikal Analyst Vibiz Research Center mengemukakan pada perdagangan kemarin, bullish USDSGD telah lepas dari resisten kisaran 1.3800 namun lanjutan kenaikan hanya mampu menemui resisten di kisaran 1.3860. Sehingga untuk pergerakan hari ini dengan sepinya arahan fundamental diperkirakan akan bergerak di kisaran 1.3800-1.3860 sebagai support dan resisten terdekat. Jika terjadi aksi profit taking dan koreksi harga hingga di bawah support 1.3800, maka diperkirakan akan memicu target support selanjutnya di kisaran 1.3762.
http://vibiznews.com/2015/08/06/dollar-singapura-tiga-hari-anjlok-usdsgd-6-agustus-potensi-koreksi/

Analisa Fundamental Dollar AS 6 Agustus, Mewaspadai Momentum Bearish

 
SGB LAMPUNG - Index dollar AS tetap ditutup dalam pelemahan meski tarik-menarik kebingungan sebagian pedagang mencerna antara skor PMI yang naik signifikan dan survei ketenagakerjaan yang suram dari ADP. Selain hal tersebut pasar juga menambah beban pertimbangan posisinya melihat laporan Balance Of Trade semakin defisitnya bertamanah dan tidak bisa diandalkan.
ADP Employment Change Juli hanya membuat 185 ribu pekerjaan dari bulan sebelumnya 229 ribu (direvisi dari 237 ribu). Defisit perdagangan AS Juni semakin membengkak atau bertambah $ 2,9 menjadi $ 43,8 miliar. Namun kejutan datang dari (ISM) Non-Manufacturing Index menorehkan sekor terbaik sejak Agustus 2005 pada skor 60.3.
Melihat index dollar AS yang pada akhirnya turun pada perdagangan kemarin, ini merefleksikan pasar tetap berpegangan pada petunjuk dari pernyataan The Fed hasil pertemuan FOMC lalu yang menyoroti tingkat upah sebagai salah satu dasar pertimbangan penting untuk normalisasi ekonomi. Survei Employment Change versi ADP kemarin yang dicatatkan mengalami penurunan tentu saja berkaitan dengan perkiraan awal perkembangan tingkat upah, meski data sebenarnya akan dirilis Jumat dari pemerintah AS.
Penurunan Employment Change dari versi ADP kali ini belum mendukung arah moneter kebijakan normalisasi yang direncanakan The Fed, sehingga jelas ini membuat sentimen negatif lebih kuat untuk membenamkan dollar AS meskipun skor terbaik ISM Non-Manufacturing index menyimpan tenaga untuk menaikan dollar AS.
Index Dollar AS dini hari tadi ditutup bearish di level 97.860 dari pembukaan 97.970 setelah membentuk ketinggian 98.310 dari rendah di level 97.620. Tekanan terkuat di antara mata uang utama lain terlihat jelas oleh mata uang Poundsterling Inggris yang memang sama-sama memiliki agenda normalisasi moneter seperti The Fed. Mengabaikan skor gemilang ISM, Poundsterling menggerus dollar AS meanfaatkan momentum dari data ADP yang tidak mendukung dan .
Saat ini (03:33:11 GMT) index dollar AS sedang bergulir di kisaran 97.780, melemah tipis dari pembukaan 97.850. Sementara untuk pergerakan selanjutnya akan kembali dipengaruhi oleh data ketenagakerjaan mingguan yaitu klaim pengangguran. Klaim ini  dua periode sebelumnya sebanyak 255 ribu naik menjadi 267 ribu. Hari ini dollar AS juga kan mendapat sentimen besar data-data fundamental Inggris dan pengumuman yang disampaikan Komite Kebijakan Moneter BoE di balik penetapan suku bunga yang pada kesempatan ini diperkiraka belum berubah.
Secara teknikal Analyst Vibiz Research Center mengemukakan pergerakan bullish index dollar AS masih tertahan pada resisten kisaran 98.269 dan kali ini meiliki level support di kisaran 97.620. Untuk pegerakan selanjutnya bila index masih berada di bawah resisten terdekat 98.000 maka diperkirakan akan cenderung pada arah bearish untuk menguji support kisaran 97.620 hingga 97.280.
http://vibiznews.com/2015/08/06/analisa-fundamental-dollar-as-6-agustus-mewaspadai-momentum-bearish/

Rabu, 05 Agustus 2015

Wall Street Ditutup Turun, Apple Tergelincir Ke Posisi Terendah Enam Bulan

 
SGB LAMPUNG - Bursa saham Amerika ditutup turun, indeks Standard & Poor 500 kehilangan 0,2 persen menjadi 2,093.32 pada pukul 4 pm di New York, tergelincir di bawah harga rata-rata selama 100 hari terakhir. Dow Jones Industrial Average turun 47,51 poin, atau 0,3 persen, ke 17,550.69. Nasdaq Composite Index melemah 0,2 persen. Sekitar 6,5 miliar saham diperdagangkan di bursa AS, sejalan dengan rata-rata tiga bulan.
S & P 500 naik 2 persen pada Juli, kenaikan bulanan terbaik sejak Februari, dikuatkan oleh laba dari Amazon.com Inc dan Google Inc namun dimentahkan oleh penurunan saham-saham energi dan pertambangan. Indeks ditutup Selasa 1,8 persen di bawah rekor pada bulan Mei.
Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange naik 3,5 persen pada Selasa ke 13. Indeks, yang dikenal sebagai VIX, pada bulan Juli membukukan penurunan bulanan terbesar sejak Februari, turun lebih dari 33 persen.
Delapan dari 10 kelompok utama di dalam indeks S & P 500 ditutup turun dini hari tadi, dipimpin oleh utilitas dan saham teknologi, sementara saham-saham baku-bahan dan barang-barang konsumen naik.  
Perusahaan teknologi kehilangan 0,7 persen karena Apple jatuh untuk hari kelima, turun 3,2 persen, posisi terendah dalam enam bulan.
Sekelompok saham semikonduktor di AS tergelincir untuk ketiga kalinya dalam empat sesi. Skyworks Solutions Inc dan Avago Technologies Ltd turun lebih dari 1,8 persen.
Consol Energy Inc turun 5,2 persen, penurunan terbesar sejak 2011. Deutsche Bank memangkas saham perusahaan ini dari “hold” menjadi “Jual”. Marathon Petroleum Corp dan Barat Energy Co kehilangan setidaknya 1,9 persen. Exxon Mobil Corp tenggelam 1,1 persen.
NRG Energy Corp anjlok 10 persen, terbesar dalam lebih dari enam tahun, menyusul hasil kuartal kedua. Entergy Corp merosot 3,7 persen ke level terendah 16-bulan karena laba kuartalan meleset dari perkiraan.
Regeneron membukukan kenaikan terbesar sejak Maret, capai rekor tertingginya. Seiring dengan pendapatan yang lebih baik dari estimasi, perusahaan bioteknologi ini mengatakan mereka akan naikkan target penjualan dari 45 persen menjadi 50 persen. Vertex Pharmaceuticals Inc dan Biogen Inc naik lebih dari 1,8 persen.
Netflix Inc melonjak 7,6 persen ke rekor setelah Guggenheim Securities merekomendasikan saham dengan target harga $ 160, memperkuat keuntungan di saham konsumen diskresioner.
Harga saham Coach Inc naik 3,2 persen setelah pembuat tas mewah Amerika ini melaporkan laba yang melampaui estimasi analis. Priceline Group Inc naik 3,5 persen menjelang laporan pendapatannya yang akan dirilis hari Rabu ini.
http://vibiznews.com/2015/08/05/wall-street-ditutup-turun-apple-tergelincir-ke-posisi-terendah-enam-bulan/

Harga Minyak WTI Rebound dari 6 Bulan Terendah, Tekanan Jual Masih Kuat

 
SGB LAMPUNG - Harga minyak mentah pada akhir perdagangan Rabu pagi berhasil bangkit setelah pada perdagangan sebelumnya sempat terpuruk hingga ke level paling rendah dalam enam bulan belakangan (5/8). Harga minyak mentah pada perdagangan malam tadi naik seiring dengan pelemahan nilai tukar dollar dan rally bursa saham Tiongkok.
Harga minyak mentah telah mengalami tekanan yang tajam akibat sinyal bahwa pasokan minyak mentah global sedang tinggi-tingginya. Sementara itu outlook mengenai permintaan masih sangat lesu seiring dengan sinyal melambatnya ekonomi Tiongkok, Negara konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Harga minyak mentah Brent telah membukukan penurunan bulanan sebesar 18 persen sepanjang bulan Juli lalu. Harga minyak mentah WTI melempem sebesar 21 persen sepanjang bulan Juli, membukukan penurunan bulanan terbesar sejak krisis keuangan global tahun 2008 lalu.
Harapan kenaikan pasokan minyak mentah datang dari Iran. Setelah Negara tersebut mencapai kesepakatan mengenai program nuklirnya dengan Negara-negara yang berunding dengannya Iran diharapkan akan menunjukkan kenaikan output pengeboran minyak mentah sebesar 500 ribu barel per hari. Segera setelah sanksi ekspor diangkat Negara tersebut akan segera mengenjot produksinya.
Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga minyak mentah WTI berjangka untuk kontrak September ditutup pada posisi 45,74 dollar per barel. Harga komoditas ini mengalami penguatan sebesar 57 sen atau setara dengan 1,26 persen.
Harga minyak mentah Brent di akhir perdagangannya stagnan. Harga komoditas ditutup pada posisi 50,10 dollar setelah sempat anjlok ke level paling rendah sejak tanggal 30 Januari 2015 pada perdagangan Senin malam.
Pada perdagangan pagi ini harga minyak mentah terpantau kembali masuk ke dalam pola konsolidasi. Harga minyak mentah saat ini berada pada posisi 45,84 dollar per barel.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini di sesi Asia berpotensi untuk melanjutkan penurunan yang sempat terhenti pada perdagangan malam tadi. Sentimen negatif masih sangat kuat terjadi di pasar.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI diperkirakan akan mengalami resistance di level 48,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 50,00 dollar. Jika terjadi pergerakan yang makin melemah harga akan menemui support pada posisi 43,00 dollar dan 40,00 dollar.
http://vibiznews.com/2015/08/05/harga-minyak-wti-rebound-dari-6-bulan-terendah-tekanan-jual-masih-kuat/

Harga Kakao Mulai Konsolidasi , Permintaan Menurun

 
SGB LAMPUNG - Harga kakao berjangka mengalami penutupan yang nyaris stagnan di akhir perdagangan Rabu dini hari (5/8). Harga komoditas bahan baku cokelat tersebut melemah tajam untuk tiga sesi berturut-turut. Akan tetapi setelah penurunan tajam pada sesi perdagangan sebelumnya harga mulai mengalami penurunan yang melambat.
Secara umum harga komoditas ini masih bergerak dalam pola yang bearish. Selama dua sesi sebelumnya harga kakao terpukul akibat kekhawatiran mengenai turunnya permintaan. Secara umum produksi coklat di Asia, Amerika Utara dan Eropa masih kurang baik sehingga diperkirakan permintaan terhadap kakao akan mengalami penurunan. Kondisi fundamental tersebut membuat harga kakao yang bulan lalu sempat rally ke level 9 bulan tertinggi tertekan mundur pada perdagangan malam tadi.
Di samping faktor permintaan yang masih lesu kenaikan nilai tukar dollar AS juga menyeret mundur harga komoditas ini. Peningkatan nilai tukar dollar membuat harga komoditas yang diperdagangkan dengan mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan pun mengalami penurunan.
Di akhir perdagangan Rabu dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak September yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan tajam. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar 1 dollar atau 0,03 persen pada posisi 3.165 dollar per ton. Pada perdagangan sebelumnya harga kakao berjangka ini sempat menyentuh level 3.161 dollar yang merupakan posisi paling rendah sejak tanggal 15 Juni lalu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan penurunan, terutama untuk jangka pendek dan menengah. Indicator teknikal sudah mengarah ke dalam pola bearish dan potensi penurunan lanjutan.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 3.223 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.250 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 3.133 dollar dan 3.100 dollar.

Bangkitnya Harga Minyak Mentah Picu Penguatan Harga Batubara

 
SGB LAMPUNG - Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka terpantau berhasil bangkit setelah mengalami keterpurukan selama dua sesi berturut-turut (5/8). Harga batubara berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan September bahkan sempat mengalami pelemahan hingga mencapai posisi paling rendah dalam 4 bulan belakangan pada sesi perdagangan sebelumnya.
Rebound harga minyak mentah memicu kenaikan di pasar batubara berjangka pada perdagangan kemarin. Meskipun demikian kenaikan harga komoditas ini belum terlalu solid. Harga batubara sendiri sedang berada dalam kondisi yang cenderung melemah dalam jangka panjang.
Harga batubara acuan global sempat mencapai posisi paling rendah dalam 5 tahun belakangan pada pertengahan tahun ini karena permintaan masih lesu. Kekhawatiran tentang memburuknya ekonomi Tiongkok telah mengakibatkan pasar batubara mengalami pergerakan yang lesu.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan September berada di posisi 57,00 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar 0,55 dollar atau setara dengan 0,97 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara berjangka di bursa SGX untuk kontrak bulan September ditutup pada posisi 50,60 dollar per ton. Harga batubara tersebut masih stagnan dibandingkan harga pada perdagangan sebelumnya.
Harga batubara untuk kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan September 2015 berakhir pada posisi 42,40 dollar per ton. Harga batubara ini juga stagnan dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan yang masih sangat lemah.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level resistance pada posisi 57,70 dollar dan resistance kedua di level 58,50 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi penurunan lanjutan harga ada pada posisi 56,00 dollar dan 55,50 dollar.
http://vibiznews.com/2015/08/05/bangkitnya-harga-minyak-mentah-picu-penguatan-harga-batubara/

Dollar Singapura Semakin Amblas, Rupiah dan Dollar AS Terus Menekan

 
SGB LAMPUNG - Kurs dollar Singapura terhadap dollar AS dan Rupiah di pasar spot perdagangan  dini hari tadi akhirnya ditutup melemah. Dollar Singapura amblas hingga terlemah empat bulan terakhir setelah pergerakan sempit fase konsolidasi selama dua sesi awal. Begitu juga pada transakasi antar bank di Indonesia kemarin berdasarkan kurs BI nilai dollar Singapura juga turun. Pelemahan mata uang Singa terhadap dollar AS oleh sentimen positif dari pertumbuhan jumlah pesanan produk industri AS (Factory Orders) meningkat di bulan Juni dan dibayangi oleh sentimen rilis beberapa indikator ekonomi hari ini (5/8) yang diperkrakan posistif.
Perkembangan pesanan produk tersebut dilaporkan oleh U.S. Census Bureau, Factory Oerder bulan Juni basis bulanan kembali naik 1.8% dari sebelumnya -1.1% (revisi lebih rendah dari -1.0%). Respon dari sentimen ini membuat USDSGD ditutup naik di harga 1.3806 dari pembukaan 1.3780 dengan capaian tinggi 1.3815 dan rendah 1.3747. Saat ini (23:00:11 GMT) setelah pembukaan perdagangan hari Rabu bergulir di kisaran 1.3076.
Sementara itu SGDIDR dini hari tadi ditutup melemah di harga 9767.06 dari pembukaan 9796.97. Sedangkan pada transaksi antar bank di indonesia menurut kurs BI hari Selasa (4/8) kurs jual dollar Singapura berada di harga Rp9827.54 sedangkan kurs beli di harga Rp9724.80. Nilai dollar Singapura turun dari perdagangan kurs yang berlaku pada Senin (3/8) dengan kurs Jual Rp9873.30 dan kurs beli di harga Rp9775.01.
Selanjutnya tidak ada arahan fundamental dari Singapura hari ini, namun dari kawasan ekonomi Indonesai nanti siang akan melaporkan perolehan pertumbuhan PDB di kuartal kedua dan dari kawasan ekonomi AS akan merilis kinerja sektor tenaga kerja versi ADP serta survei index PMI dari Markit.
Secara teknikal, analyst Vibiz Research Center melihat pergerkan USDSGD telah lepas dari rsisten di kisaran 1.3757 dan bergulir di atas 1.3800, ini akan memicu penguatan lanjutan pada target resisten terdekat selanjutnya kisaran 1.3860 hingga mendekati haga tinggi bulan Maret kisaran 1.3928. Bila gagal menyentuh reisiten terdekat maka diperkirakan harga akan menguji support untuk kembali berasa di bawah 1.3800.
http://vibiznews.com/2015/08/05/dollar-singapura-semakin-amblas-rupiah-dan-dollar-as-terus-menekan/

Aussie Sesi Asia 5 Agustus Berakhir Negatif, AUDUSD Menguji Support



SGB LAMPUNG - Kurs dollar Australia terhadap dollar AS sepanjang sesi Asia hari ini (5/8) bergerak di teritori negatif dan menghapus sebagian rally mantap pada perdagangan kemarin oleh sentimen RBA. Rupanya pelemahan ini telah dipicu oleh pernyataan salah satu anggota The Fed yaitu Dennis Lockhart-Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta yang diberitakan dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal (WSJ) bahwa September adalah “waktu yang tepat” untuk memulai kebijakan normalisasi moneter dan menurutnya perekonomian akan terus menujukan kenaikan selama kuartal ketiga dan keempat.
Sentimen tersebut masih terngiang di telinga pasar dan mengompori sentimen di perdagangan sesi Asia dengan isu kenaikan suku bunga yang semakin dekat. Hal ini membuat Aussie masih tetap mendapat tekanan meski telah dilaporkan kabar baik dari AIG Service Index menorehkan sekor naik 54.1 bulan Juli dari bulan seblumnya 51.2. Kabar baik dari Tongkok pun tidak berpengaruh setelah PMI Caixin sektor Jasa Tiongkok yang menorehkan skor naik 53.8 pada bulan Juli dari skor 51.8 pada bulan Juni. Tampaknya sektor jasa tersebut kurang memberi pengaruh pada sentimen pasar untuk saat ini.
Memantau pair AUDUSD saat ini (06:20:11 GMT) bergulir di kisaran 0.7360, turun dari pembukaan 0.7379. Sedangkan pada perdagangan Selasa di AUDUSD berhasil mencapai tinggi di 0.7431 dari rendah 0.7263 dan ditutup bullish di harga 0.7380 setelah dibuka pada harga 0.7287.
Selanjutnya pergerakan AUDUSD malam nanti akan mendapat arahan dari fundamental ekonomi AS yang akan melaporkan indikator ketenagakerjaan dari ADP Employment Change untuk bulan Juli, defisit neraca perdaganga, serta PMI non manufaktur. ADP kali ini diperkirakan 27k di bawah laporan sebelumnya 237k. Sedangkan PMI non manufaktur masih akan diaggap baik dalam area ekpansi.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Research Center mengemukakan Rally AUDUSD terpantul pada resisten di harga tertinggi 23 Juli kisaran 0.7420 dan saat ini tengah menguji kembali level support kisaran 0.7350. Selanjutnya bila harga terpantul di level support tersebut maka diperkirakan akan mencoba menguji kembali resisten kisaran 0.7420. Bila berhasil menembus mantap ke bawah support 0.7350 maka pelemahan akan berlanjut menuju target support berikutnya di kisaran 0.7305.
 http://vibiznews.com/2015/08/05/aussie-sesi-asia-5-agustus-berakhir-negatif-audusd-menguji-support/

Selasa, 04 Agustus 2015

Ekonomi China Melambat, Harga Minyak Dunia Melemah

Ekonomi China Melambat, Harga Minyak Dunia Melemah 
SGB LAMPUNG - Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kompak melemah pada penutupan perdagangan semalam. 

Dilansir CNBC, Selasa, 4 Agustus 2015, pelemahan harga minyak tersebut menyusul lesunya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, turunnya konsumsi bensin di AS juga membebani pasar minyak.

Minyak AS alias WTI ditutup pada level US$45,17 per barel, atau turun US$1,95 (4 persen) dibanding perdagangan sebelumnya. Angka itu menjadi penurunan terbesar dalam sebulan. Harga minyak mentah jenis Brent turun US$2,8 di posisi US$49,40 per barel, terlemah sejak 30 Januari.

Berlebihnya pasokan minyak mentah di pasar dan jatuhnya pasar saham China, sebagai negara konsumen energi terbesar di dunia, telah membebani pasar minyak pada Juli kemarin dan menggiring pelemahan pada Juli menjadi penurunan bulanan minyak mentah berjangka terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008.

Kekhawatiran pasar lainnya adalah terkait kerugian baru karena melemahnya permintaan bensin di AS dan melambatnya data ekonomi China yang kemarin dirilis. Belanja konsumen AS pada Juni naik pada kecepatan yang paling lambat dalam empat bulan karena melemahnya pembelian mobil.

Sementara itu, pertumbuhan aktivitas manufaktur China tiba-tiba terhenti pada Juli karena melemahnya permintaan dari domestik dan luar negeri.

Survei yang dilakukan Reuters pada pekan lalu menunjukkan, produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencapai tingkat bulanan tertinggi dalam sejarah pada Juli. Hasil survei menunjukkan, Arab Saudi dan negara anggota OPEC lainnya tertarik untuk mempertahankan harga minyak mentah, yang turun 12 persen pada tahun ini, setelah anjlok 48 persen pada 2014.
 
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/656739-ekonomi-china-melambat--harga-minyak-dunia-melemah

Harapan Penguatan Rupiah Kian Pupus

Harapan Penguatan Rupiah Kian Pupus 
SGB LAMPUNG - Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, harapan adanya perbaikan laju rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian pupus dengan berlanjutnya pelemahan. 

Dia memperkirakan, rupiah pada hari ini akan berada dalam rentang Rp13.506-13.485 per dolar AS.

"Laju rupiah di atas level support (batas bawah) Rp13.505 per dolar AS," ujarnya, kepada VIVA.co.id, Selasa, 4 Agustus 2015.

Menurut dia, pelaku pasar cenderung mencari alternatif valuta asing lainnya yang lebih dapat memberikan hasil positif. Reza menjelaskan, meski data-data Amerika Serikat tercatat kurang baik di akhir pekan kemarin, tetapi laju dolar AS tampaknya tidak terlalu mengalami pelemahan.

"Melemahnya data-data AS juga diimbangi dengan melemahnya data-data di Asia, terutama dari Tiongkok dan Korea Selatan yang cenderung menurun sehingga kurang kuat untuk melemahkan laju dolar AS," ujarnya menambahkan.

Melemahnya data-data di Asia tersebut membuat laju Yuan dan Won cenderung turun sehingga memberikan kesempatan bagi dolar AS untuk dapat menguat. Rupiah pun ikut terkena imbasnya.

"Tetap antisipasi serta cermati setiap sentimen yang dirilis."
 
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/656750-harapan-penguatan-rupiah-kian-pupus

Nikkei Selasa Pagi Berlawanan Arah

 
SGB LAMPUNG -
Indeks spot Nikkei diawal perdagangan bursa saham Tokyo Jepang Selasa pagi (4/8)  kembali dibuka dengan melanjutkan tekanan perdagangan sebelumnya oleh sentimen penguatan nilai mata uang Yen Jepang. Namun untuk indeks berjangkanya alami penguatan yang terbatas.
Pergerakan Yen yang berhasil mendapatkan momentum penguatannya terhadap dollar AS tersebut  semalam sehingga kembali memberatkan saham-saham eksportir seperti saham Honda Motor -1.12%, saham Mitsubishi Logistic -0.50%, saham Bridgestone -0.71%, saham Hitachi Construction Machinery -1.83%, saham Hitachi -0.92%, saham Toshiba -0.98%, saham Isuzu Motor dan saham Toyota Motor sebesar -1.28%, dan -1.34%.
Indeks benchmark Nikkei pagi ini terpantau dibuka tertekan kuat sebesar 95.51 poin atatu 0.46%, dengan menjadi 20.452,60 poin dari posisi penutupan diperdagangan sebelumnya pada posisi 20.548,11 poin serta berhasil mencapai posisi tertinggi diperdagangan sebelumnya pada posisi  20.562,20 poin dan terendah sebelumnya pada 20.396,50 poin.
Namun berbeda dengan pergerakan indeks berjangka Nikkei pagi ini, yang berhasil dibuka menguat terbatas sebesar 20 poin atau 0.10%, dengan menjadi 20.445 poin dari posisi penutupan diperdagangan sebelumnya pada 20.425 poin serta berhasil mencapai posisi tertinggi diperdagangan sebelumnya pada posisi 20.560 poin dan terendah sebelumnya pada 20.385 poin.
Berdasarkan pada hasil penutupan diperdagangan sebelumnya, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indek Nikkei hari ini akan mencoba bangkit dengan menembus resistance pertama pada 20.680 poin dengan MA5 tengah BB10 daily, jika pergerakan indeks berhasil menembus resistance pertama maka diperkirakan akan mencoba menembus resistance kedua pada 20.945 poin dengan MA5 tengah BB10 daily.
Apabila pergerakan indeks berhasil berbalik arah dan melanjutkan pelemahan diperdagangan sebelumnya, maka diperkirakan akan mencoba menembus support pertama pada 20.400 poin dengan MA5 bawah BB10 H4, jika pergerakan indeks berhasil menembus support pertama maka diperkirakan akan mencoba menembus support kedua pada 20.210 poin dengan MA5 bawah BB10 H4.

http://vibiznews.com/2015/08/04/nikkei-selasa-pagi-berlawanan-arah/