Jumat, 31 Oktober 2014

Sektor Otomotif Jepang Menurun, Laju Ekspor Diprediksi Tertahan


SGB LAMPUNG -  Negara dengan ekonomi pasar bebas dan terindustrialisasi, Jepang, merupakan yang ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dalam istilah paritas daya beli internasional. Ekonomi “Negeri Matahari Terbit” ini sangat efisien dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tapi produktivitas lebih rendah di bidang agrikultur, distribusi, dan pelayanan.
Jepang yang sempat mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dari tahun 1960-an hingga 1980-an, akhirnya harus berlapang dada pada awal 1990-an, dimana kala itu perekonomian Jepang merosot drastis.
Kemerosotan tersebut masih berlanjut hingga kemarin, dimana baru saja dilaporkan bahwa laju tingkat produksi mobil di Jepang tercatat terus menurun pada bulan September lalu, demikian berdasarkan data dari  Japan Automobile Manufactures Association  hari Kamis (30/10/2014) kemarin.
Tingkat produksi kendaraan roda empat tercatat turun 2,6 persen di tingkat tahunan pada bulan September lalu menjadi sebesar 851.051 dari 873.744 di bulan yang sama tahun sebelumnya. Tingkat penjualan domestik sendiri turun sebesar 0,8 persen, demikian juga dengan kegiatan ekspornya turun 3,3 persen.
Tingkat produksi mobil penumpang juga tergelincir 4,1 persen. Sementara itu, tingkat produksi truk dan bus masing-masing justru tercatat naik 5,6 persen, dan 13,4 persen.
Harus dipahami, bahwa dengan melambatnya tingkat produksi di bidang automobile ini dapat memengaruhi pemulihan ekonomi negara ini. Pasalnya industri ekspor utama Jepang adalah bidang otomotif/otomobile, elektronik konsumen, komputer, semikonduktor, besi, dan baja. Jika tingkat produksi terus menurun maka kemungkinan besar laju ekspor Jepang pun akan tertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar